Jokowi Kirim Bantuan Tim Medis Terbesar untuk Korban Banjir Pakistan

Jakarta, IDN Times - Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Zaherman Muabesi, memimpin delegasi penerbangan ketiga yang membawa bantuan kemanusiaan dan obat-obatan dari pemerintah Indonesia untuk korban banjir di Pakistan.
Bantuan dan obat-obatan dengan berat total 32 ton itu mendarat di Bandara Internasional Jinnah Karachi pada Kamis (6/10/2022) pukul 09.35 waktu setempat.
Zaherman Muabesi memimpin delegasi tersebut didampingi perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Luar Negeri, Badan Perencanaan Nasional, dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
1. Tim medis dikerahkan

Bukan hanya bantuan berupa obat-obatan, pemerintah Indonesia juga mengirimkan tim medis yang terdiri dari 29 dokter umum, dokter anak, spesialis penyakit kulit, dan juga paramedis.
Tim medis ini berasal dari berbagai macam latar belakang, kolaborasi dari komponen lembaga seperti Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, dan juga relawan dari Universitas Andalas serta Muhammadiyah.
2. Tim medis ditempatkan di beberapa daerah

Tim medis dari Indonesia akan ditempatkan di beberapa daerah yang terdampak di Provinsi Sindh, dengan koordinasi bersama National Disaster Management Authority (NDMA) dan Dinas Kesehatan Provinsi Sindh.
Sebagai informasi, tim medis yang dikirim ke Pakistan ini ialah yang terbesar yang pernah dikirim ke Indonesia ke negara-negara lain dalam menangani bencana alam. Tim kesehatan ini akan melaksanakan tugas kemanusiaan selama satu bulan.
3. Pakistan kekurangan dana untuk memulihkan negara

Bantuan dari tim medis ini ialah tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo, menyusul pengiriman 90 ton bantuan logistik yang tiba di Karachi akhir September 2022 lalu.
Selain itu, pemerintah juga sedang dalam proses pencairan dana hibah kemanusiaan sebesar 1 juta dolar AS kepada pemerintah Pakistan.
Setelah dilanda banjir, Pakistan memang mengakui kalau kekurangan dana untuk memulihkan negaranya.
"Besarnya bencana yang disebabkan oleh iklim ini berada di luar kemampuan fiskal kami. Kesenjangan antara kebutuhan kami dan apa yang tersedia sangat jauh dan semakin parah tiap harinya," kata perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, dikutip dari Guardian, Kamis (6/10/2022).