Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Junta Myanmar Kalah di Wilayah Perbatasan, Markasnya Diserahkan

ilustrasi tentara (Unsplash.com/Filip Andrejevic)

Jakarta, IDN Times - Pasukan junta Myanmar di Konkyan di Negara Bagian Shan telah menyerahkan markasnya kepada Myanmar National Democratic Alliance Army (MNDAA). Tindakan itu dilakukan setelah MNDAA melancarkan serangan berjuluk Operasi 1027.

MNDAA telah menguasai ratusan pangkalan militer, lusinan kota, serta rute perdagangan menguntungkan antara Myanmar dan China.

Ratusan pasukan junta telah kabur. Banyak di antaranya menyerahkan diri dan berharap mendapat perawatan medis karena terluka.

Zaw Min Tun, juru bicara rezim, mengatakan bahwa mereka telah merelokasi pasukan dan keluarga mereka dari Konkyan.

1. Peluang mengubah situasi politik Myanmar

ilustrasi bendera Myanmar (Pexels.com/Gu Bra)

Pertempuran besar-besaran di wilayah Shan antara pejuang MNDAA melawan tentara junta Myanmar telah mengubah situasi politik nasional. MNDAA telah menimbulkan masalah besar bagi junta.

Dilansir Associated Press, komandan Divisi Infanteri Ringan ke-99 Myanmar telah tewas dalam pertempuran seminggu sebelumnya. Pos-pos militer berantakan karena diserang dari semua sisi.

"Operasi saat ini adalah peluang besar untuk mengubah situasi politik di Myanmar," kata Li Kyar Win, juru bicara MNDAA.

"Maksud dan tujuan kelompok aliansi dan kekuatan perlawanan lainnya adalah sama. Kami berusaha menumpas kediktatoran militer," tambahnya.

2. Rincian kerugian yang diderita junta Myanmar

Operasi 1027 telah menginspirasi pasukan perlawanan lain di seluruh Myanmar. Junta saat ini mengalami kemunduran di hampir semua lini dan sedang berkumpul kembali untuk menyusun strategi.

"Banyak pasukan rezim lainnya telah menyerah secara individu atau kelompok kecil sejak serangan diluncurkan," kata juru bicara MNDAA dikutip dari The Irrawaddy.

Sejak pertengahan November, 127 tentara dari Batalyon Infanteri Ringan ke-129 telah menyerah. Akhir Oktober, 41 tentara Batalyon Infanteri Ringan ke-143 juga menyerah. Sebanyak 186 tentara Batalyon Infanteri Ringan ke-125 beserta polisi dan milisi serta 86 keluarganya juga menyerah.

Total, junta kehilangan hampir 300 pangkalan, termasuk pos militer dan benteng serta rute perdagangan yang sebelumnya di bawah kendali mereka.

3. Momen tersulit junta Myanmar sejak kudeta terjadi

ilustrasi (Pexels.com/Andrew PaKip

Harapan telah meningkat di kalangan pejuang. Peristiwa ini dianggap jadi titik balik perjuangan untuk menggulingkan junta militer.

"Bagi rezim, ini adalah momen tersulit yang mereka hadapi sejak awal kudeta," kata Richard Horsey, pakar Myanmar dari International Crisis Group, dikutip dari Asahi Shimbun.

"Saya berpendapat revolusi telah mencapai tingkat berikutnya," kata Nay Phone Latt, juru bicara kelompok oposisi, National Unity Government.

Tidak ada data jumlah korban yang akurat dari pertempuran tersebut. Namun hampir 300 ribu warga sipil telah mengungsi, sehingga membuat total pengungsi secara nasional saat ini mencapai 2 juta orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us