Karena Lalai, Presiden Siprus Pecat Kepala Kepolisian Siprus

Nikosia, IDN Times - Presiden Siprus, Nicos Anastasiades, memecat Kepala Kepolisian Siprus, Zacharias Chrysostomou, atas kelalaian dalam menyelesaikan kasus pembunuhan 7 orang wanita di Siprus. Pemecatan ini terjadi setelah Menteri Kehakiman Siprus, Ionas Nicolau, mengundurkan diri. Bagaimana awal ceritanya?
1. Tersangka pembunuhan tersebut merupakan seorang perwira militer

Dilansir dari Channelnewsasia.com, Presiden Siprus memecat Kepala Kepolisian Siprus pada hari Jumat, 3 Mei 2019, waktu setempat karena merasa terkejut atas pembunuhan 7 orang wanita dan beberapa wanita asing yang menyebabkan kemarahan publik terhadap pihak yang berwenang. Seorang perwira militer yang diidentifikasi sebagai Nicos Metaxas ini mengaku telah melakukan perbuatannya dalam pembunuhan 7 orang wanita, di mana kasus-kasus ini tidak terdeteksi selama 3 tahun terakhir.
Pihak berwenang Siprus dituduh gagal menyelidiki dengan baik karena pengabaian kasus serta diskriminasi. Pemecatan itu terjadi sehari setelah Menteri Kehakiman Siprus memutuskan untuk mundur dari jabatannya. Anastasiades mengecam kelalaian dari pihak kepolisian untuk menyelidiki laporan orang hilang.
"Beberapa kejahatan mengerikan yang mengejutkan Siprus bisa dicegah," ungkap pernyataan dari Presiden Siprus, Nicos Anastasiades, seperti yang dikutip dari Channelnewsasia.com.
2. Sebelumnya, terjadi kemarahan publik di depan Istana Presiden Siprus

Kemarahan publik terhadap pihak berwenang sebelumnya telah terjadi di depan Istana Presiden Siprus yang berada di Nikosia. Menteri Kehakiman Siprus menjadi pejabat senior pertama yang keluar karena skandal tersebut dan menyebut dia akan pergi dengan alasan prinsip dan hati nurani sambil menambahkan dia tidak memiliki keterlibatan pribadi dalam kasus tersebut.
Lain halnya dengan pihak oposisi, Partai AKEL, yang telah berulang kali menyerukan pengunduran diri Nicolau, mengecam menteri tersebut keluar karena gagal mundur di hari pertama atau kedua saat kasus ini terungkap. "Sembilan belas hari kemudian, menyusul kemarahan publik yang kuat dan tekanan untuk mundur dari partainya ini tidak disebut sensitivitas politik," ungkap pernyataan Ketua Partai AKEL, Andros Kyprianou, seperti yang dikutip dari Channelnewsasia.com.
3. Pembunuhan ini terungkap setelah seorang wanita asing ditemukan dalam kondisi tragis

Kasus pembunuhan ini baru terungkap setelah ditemukannya mayat wanita asing asal Filipina bernama Mary Rose Tiburcio pada saat hujan deras bulan April 2019 lalu ke permukaan poros tambang yang sudah tidak digunakan lagi untuk tempat persembunyiannya. Hal ini memicu penyelidikan lebih lanjut dan mengarah pada penangkapan Nicos Metaxas pada tanggal 18 April 2019 lalu.
Beberapa hari kemudian, pihak berwenang juga menemukan mayat wanita asal Filipina lainnya bernama Arian Palanas Lozano. Tersangka kemudian membantu para penyelidik ke sebuah sumur yang berada di dekat lapangan tembak tentara di kota Nikosia, tempat penemuan mayat ketiga yang merupakan warga negara asing yang diketahui berasal dari Asia.
Pada hari Minggu, 28 April 2019, pihak berwenang menemukan sisa-sisa korban keempat, yang sudah dimasukkan ke dalam koper di bagian bawah danau buatan yang beracun di sebelah tambang bekas di Nicosia bagian barat daya. Penyelidik pada hari Jumat, 3 Mei 2019, waktu setempat menghentikan pencarian mereka untuk menemukan lebih banyak mayat di Danau Mitsero ketika mereka menunggu sistem sonar tiba dari Spanyol.
Juru bicara Presiden Siprus, Prodromos Prodromou, mengatakan Presiden telah menyatakan penyesalannya atas kejahatan mengerikan ini dan meminta maaf atas nama negara dan rakyat Siprus kepada perwakilan negara-negara asal korban tersebut.