Alasan Jet Tempur AS Gagal Cegah Serangan 9/11 yang Didalangi Al Qaeda

Lebih dari 2.500 nyawa menjadi korban

Jakarta, IDN Times - Pada 11 September (9/11) dua puluh tahun lalu, terjadi empat serangan yang didalangi teroris Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden di Amerika Serikat (AS). Dua pesawat komersial menabrak menara kembar World Trade Center (WTC) di New York,  disusul dengan satu pesawat menabrak Gedung Pentagon, dan satu lainnya jatuh sebelum meluluhkan Gedung Putih. 

Dikutip dari Laporan Komisi 9/11, lebih dari 2.900 orang meninggal dunia akibat aksi bunuh diri pembajakan empat pesawat yang dilakukan 19 anggota teroris Al Qaeda. Aksi itu tercatat sebagai satu-satunya serangan teroris paling berdarah yang pernah terjadi di dunia hingga saat ini. 

Meskipun sudah 20 tahun berlalu dan Osama bin Laden telah tewas di tangan AS, masih banyak pertanyaan yang membekas. Salah satunya adalah mengapa jet tempur Angkatan Udara AS gagal menjalankan tugasnya mencegat pesawat-pesawat tersebut.

Berikut informasi yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan AS terkait justifikasi mereka karena gagal mengantisipasi serangan yang sepatutnya dapat dihindari. 

1. Informasi yang diterima NEADS terlambat

Alasan Jet Tempur AS Gagal Cegah Serangan 9/11 yang Didalangi Al QaedaWTC sebelum 9/11. unsplash.com/Steve Harvey

Northeast Air Defense Sector (NEADS) yang bertanggung jawab atas keamanan langit timur laut AS harus menghadapi apa yang tidak pernah diprediksi sebelumnya. Tanpa mengetahui situasi yang sedang terjadi di kawasan udara mereka sendiri, pada 11 September 2001, NEADS baru mulai merespons ancaman pembajakan pesawat tepat setelah Federal Aviation Administration (FAA) menelpon mereka.  

Saat itu, FAA melaporkan salah satu pesawat maskapai American Airlines 11 telah dibajak oleh pihak yang tidak dikenal dan FAA meminta NEADS agar segera mengirim jet tempur untuk mencegat, seperti yang dilansir dari laman resmi Kementerian Pertahanan AS. 

Hanya berselang 10 menit pasca pemberitahuan FAA ke NEADS, pesawat American Airlines 11 ternyata sudah menghantam menara utara WTC pada pukul 08.46. Berdasarkan kesaksian personel NEADS, mereka menerima telepon dari FAA pukul 08.37, namun pesawat jet tempur pencegat baru dilaporkan mengudara pada pukul 08.53. 

Keterlambatan informasi dan jeda waktu yang sangat mepet menjadi salah satu alasan mengapa jet tempur AS gagal mencegat pesawat pertama saat tragedi 9/11.

Baca Juga: Kronologi Tragedi 9/11 yang Mengguncang Negeri Paman Sam

2. Sekitar 19-20 pesawat terindikasi dibajak

Alasan Jet Tempur AS Gagal Cegah Serangan 9/11 yang Didalangi Al QaedaPixabay/WikiImages

Ketika pesawat American Airlines 11 menabrak menara utara WTC pukul 08.46, peristiwa itu sebenarnya cukup menjadi peringatan dini bagi Washington. Sayangya, tiga pesawat lain yang telah dibajak, di tanggal yang sama, tidak berhasil mereka hentikan.

Ketika pesawat pertama menabrak menara kembar WTC, NEADS menemukan setidaknya 19-20 pesawat komersial di langit AS terindikasi telah dibajak. Banyaknya informasi yang tidak diketahui kebenarannya saat itu membuat NEADS kewalahan dan kebingungan dalam menentukan pesawat yang benar-benar dibajak. 

Situasi ini secara tidak langsung memberi kesempatan emas bagi pembajak untuk menuntaskan misi mereka. Pesawat United Airlines 175 menjadi pesawat kedua yang menabrak menara kembar WTC pada pukul 09.03. Disusul American Airlines 77 yang dilaporkan jatuh menghantam Gedung Pentagon pukul 09.37. kemudian United Airlines 93 atau pesawat terakhir dibajak Al Qaeda gagal menabrakkan diri ke Gedung Putih dan jatuh di Kota Somerset pukul 10.03.

NEADS sempat dilaporkan mengirim dua jet tempur untuk mencegat pesawat American Airlines 77. Namun pesawat jet tempur yang mereka kirim dari Pangkalan Udara Langley di Virginia terlalu jauh dari Washington, sehingga operasi mereka lagi-lagi gagal. 

Baca Juga: Dihujani Kritik soal Afghanistan, Ini Pembelaan Joe Biden

3. Terlalu fokus ancaman dari luar

Alasan Jet Tempur AS Gagal Cegah Serangan 9/11 yang Didalangi Al QaedaIlustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Efek dari peristiwa 9/11 berhasil mengguncang AS sampai ke akar-akarnya. Bukannya tanpa alasan, Al Qaeda menargetkan dua simbol adi daya Negeri Paman Sam, yaitu WTC yang merupakan pusat ekonomi dan Pentagon yang merupakan pusat pertahanan.

Berdasarkan kesaksian personel militer AS yang terlibat ketika 9/11 berlangsung, semuanya menyetujui jika AS hanya mengantisipasi datangnya musuh dari luar bukan dalam. 

Faktor inilah yang menyebabkan mengapa sistem pertahanan udara AS, yang merupakan salah satu yang tercanggih di dunia, terlihat tidak berdaya. Tetapi, militer AS benar-benar belajar dari permasalahan ini, di mana sekarang sistem pertahanan udara mereka sudah jauh lebih canggih dan siap menghadapi segala bentuk ancaman. 

Tidak hanya itu, militer AS juga ikut mengambil alih kontrol radar udara domestik yang biasanya dipegang oleh FAA guna mempercepat proses respons tanpa menunggu waktu yang lama.

Baca Juga: Taliban Kuasai Senjata Militer AS, Joe Biden Jadi Target Kritik

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya