Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kasus Mpox Melonjak, IFRC Serukan Persediaan Vaksin Segera ke Afrika

ilustrasi mpox (JUN LI from Getty Images via Canva Pro)

Jakarta, IDN Times - Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) telah menyerukan agar vaksin mpox segera didistribusikan ke Afrika karena keterbatasan persediaan vaksin. 

Seruan tersebut menyusul pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 14 Agustus, yang menyatakan wabah mpox (cacar monyet/monkeypox) di Afrika sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

WHO mencatat, kasus mpox mungkin memicu gejala parah, muncul kembali di Republik Demokratik (RD) Kongo dan menyebar ke tempat lain di Afrika, dilansir NHK News pada Sabtu (17/8/2024).

1. Sebagian besar stok vaksin mpox berada di negara-negara kaya

Ilustrasi virus mpox (pixabay.com/Gerd Altmann)

IFRC melaporkan apa yang mereka lihat di daerah yang terdampak dan menyerukan peningkatan upaya tanggap atas lonjakan kasus mpox di seluruh Afrika.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika mengungkapkan, benua tersebut membutuhkan lebih dari 10 juta dosis vaksin mpox. Sementara, hanya sekitar 200 ribu dosis yang tersedia. 

Pejabat Senior IFRC, Bronwyn Nichol, mengatakan epidemik ini telah jauh melampaui wabah sebelumnya dan menjadikannya salah satu ancaman kesehatan paling signifikan yang dihadapi Afrika dalam beberapa tahun terakhir. 

"Terjadi kekurangan kritis dalam hal pengujian, pengobatan dan vaksin di seluruh benua," ujarnya, seraya menambahkan bahwa sebagian besar stok vaksin masih berada di negara-negara kaya dan mendesak negara-negara tersebut untuk segera mengirimkannya ke Afrika.

2. Kasus mpox dari RD Kongo telah menyebar ke negara-negara lain

RD Kongo telah mengalami 92 persen kasus dalam epidemik yang berkembang ini, namun penyebaran yang cepat di negara-negara lain membahayakan komunitas-komunitas baru.

"Varian Clade 1b baru yang masih kita pelajari, telah muncul di RD Kongo dan sekarang menyebar ke negara-negara tetangga termasuk Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda," kata Direktur Regional IFRC, Mohammed Omer Mukhier.

"Negara-negara Afrika lainnya melaporkan kasus-kasus yang diduga bersamaan dengan munculnya kembali wabah mpox sebelumnya. Peningkatan tajam kasus mpox di Afrika sangat memprihatinkan dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius," sambungnya, dikutip dari laman resmi IFRC.

3. IFRC imbau peningkatan akses pengujian, perawatan, dan vaksin

Ilustrasi pemberian vaksin. (unsplash.com/Mathurin NAPOLY / matnapo)

IFRC mengatakan, dengan lebih dari 17 ribu kasus yang diduga atau dikonfirmasi, serta jumlah kematian yang sangat besar yakni 500 kematian di 12 negara, epidemik ini telah melampaui skala tahun-tahun sebelumnya. Angka kematian kasus mencapai 3,2 persen.

IFRC berada di garis depan dalam menanggapi wabah mpox di Afrika, dengan pengalaman luas dalam mengelola wabah penyakit sebelumnya, seperti Ebola dan COVID-19. Pihaknya juga menyerukan peningkatan dukungan global, guna mengatasi krisis melalui peningkatan akses terhadap pengujian, perawatan, dan vaksin bagi populasi berisiko di seluruh benua.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
Rama
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Rama
EditorRama
Follow Us