Kim Jong Un Wajibkan Pabrik Membuat 700 Pasang Sepatu Per-Hari Tanpa Menambah Pekerjanya!

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un membuat program pemerintahan baru yang bertujuan untuk menuntaskan kemiskinan dalam negerinya. Jong-un pada 2016 ini telah gencar menjalankan Speed Campaigns atau kampanye percepatan. Kampanye ini berkeinginan untuk memajukan negara dengan tingkat produksi yang lebih tinggi. Maka, tidak heran masyarakat Korea Utara bekerja lebih keras saat ini.
Kim Jong-un pada awal Juni ini memfokuskan program para produsen sepatu. Dengan jangka waktu 200 hari untuk sebuah kampanye, Jong-un menekankan bahwa tiap pabrik harus bisa memproduksi 700 pasang sepatu per harinya. Program ini pun telah berjalan 20 hari.
Dalam sebuah pabrik, hanya ada 200 pekerja.

Seperti dikutip dari DailyMail, setiap pabrik sepatu di Korea Utara kira-kira memiliki lebih dari 200 pekerja. Salah satunya adalah pabrik di Wonsan, kota pelabuhan di utara Korea Utara. Pabrik tersebut memiliki 220 buruh yang perharinya diwajibkan untuk menyelesaikan 700 pasang sepatu. Namun, uniknya meskipun jumlah produk yang meningkat, pabrik tidak menambah jumlah pegawai.
Pihak pabrik mengatakan, alasan mereka tidak mempekerjakan lebih banyak orang karena setiap buruh yang saat ini ada di pabrik taat dengan kewajiban mereka. Pimpinan perusahaan bahkan tidak perlu mengiming-imingi mereka dengan gaji tinggi atau ancaman pemecatan. Hal ini dikarenakan para pekerja dipenuhi dari sektor kehidupan sehari-hari dari pemerintah.

Istilahnya, menurut pihak pabrik, masyarakat digaji oleh negara dengan kebutuhan yang terpenuhi. Kemudian, para buruh pun akan mendapat bonus khusus dari pemerintah jika pabrik bisa memproduksi dan menjual lebih dari 700 pasangan sepatu.
Sepatu-sepatu tersebut akan didistribusikan ke toko dan berbagai lokasi jual beli yang ada di penjuru negeri. Namun, mereka tidak pernah mengekspor produk mereka. Hal ini dikarenakan filosofi dari Kim Jong-un yang lebih mementingkan hasil-hasil lokal dan warga juga harus menggunakan produk dalam negeri sebagai bentuk cinta negara.
Para pekerja tetap bekerja delapan jam sehari, tapi ada 'kesenjangan sosial'.

Seorang manager yang bersedia disebut namanya, Chang, dilansir DailyMail, adanya tekanan sosial dalam lingkungan pekerjaan juga menjadi salah satu alasan kenapa para buruh lebih rajin. Dalam pabrik-pabrik di Korea Utara, diketahui terdapat golongan-golongan sosial. Setiap orang dinilai dan akan dibacakan hasil kinerjanya dalam satu minggu.
Kemudian, bila orang tersebut tidak bekerja secara maksimal, dirinya akan dipasangkan dalam kelompok yang berisi para buruh rajin. Dalam kelompok tersebut akan terbentuk kesenjangan sosial. Banyak buruh rajin menganggap pekerja yang malas akan mengganggu kinerja kelompok. Dari situlah 'pelajaran' diberikan agar bisa bekerja lebih baik dan maksimal.

Salah satu pekerja di pabrik sepatu Wonsan, Kang Jong Jin (28) mengatakan dirinya bekerja dengan warktu normal, tanpa lembur. Per hari dirinya bekerja delapan jam sehari, yakni dari pukul 08.00 sampai siang, kemudian pukul 14.00 dan pulang jam enam sore, waktu setempat.
Program speed ini telah berlangsung sejak awal tahun, dengan kampanye pertama dilangsungkan pada akhir Januari silam. Kampanye sebelumnya hanya bertahan 70 hari, tepatnya berakhir April kemarin. Kemudian, Jong-un sendiri memunculkan program 200 hari ini pada Mei dan diterapkan 3 Juni ini.
Jong-un mengatakan tujuannya melakukan kampanye tersebut adalah ingin meningkatkan perekonomian negeri akibat banyaknya negara 'kawan' yang membelot setelah program nuklir mereka diluncurkan. Nah, menurutmu, tepatkah program kerja Jong-un?