Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KTT G20 Berakhir, Ini Hasil Kesepakatannya

Menlu Retno Marsudi (Dokumentasi Kemenlu)

Jakarta, IDN Times - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan di Italia menghasilkan berbagai komitmen tentang isu global, termasuk perubahan iklim dan strategi pemulihan ekonomi.

Leaders declaration ini terdiri dari 61 paragraf mencakup 26 isu yang menggambarkan tantangan perekonomian dunia termasuk, situasi pandemik dan apa yang dapat dilakukan bersama oleh negara-negara anggota G20,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, pada Minggu (31/10/2021) dikutip dari keterangan tertulis yang diterima IDN Times.

1. Fokus pada pemulihan ekonomi pascapandemik

Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Sejumlah isu yang disinggung dalam deklarasi tersebut adalah isu kesehatan, energi, perubahan iklim, perjalanan internasional, hingga ekonomi digital.

Dalam bidang kesehatan, Indonesia termasuk salah satu negara yang mengusulkan pembentukan joint health and finance task force, demi membantu pendanaan penanganan kesehatan di masa pandemik COVID-19.

“Untuk menyusun road map pendanaan bantuan penanganan kesehatan, khususnya untuk negara-negara miskin dan berkembang,” terang Retno.

2. Terjadi perdebatan dalam isu iklim

ilustrasi pemanasan global (IDN Times/Aditya Pratama)

Pada isu energi dan perubahan iklim, Retno menyebut terjadi perdebatan yang mendalam ketika membahas target pengurangan emisi karbon dan penetapan time frame menuju emisi nol bersih.

“Dan tentunya semua sepakat bahwa untuk transisi energi diperlukan kerja sama internasional,” tambahnya.

3. Indonesia minta negara kaya bantu negara miskin soal krisis iklim

default-image.png
Default Image IDN

Selain itu, Indonesia juga berhasil memasukkan prinsip common but differentiated responsibilities (CBDR) dalam konteks energi dan iklim. Dalam konteks tersebut, Indonesia menekankan pentingnya pemenuhan komitmen pembiayaan iklim dari negara maju untuk negara berkembang.

“Kita juga memasukkan pentingnya pemenuhan komitmen pembiayaan iklim USD100 miliar dari negara maju untuk negara berkembang dan pembentukan digital economy working group,” kata Retno.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us