Kuba Tangkap Demonstran yang Tolak Pemadaman Listrik

Jakarta, IDN Times - Kuba, pada Minggu (10/11/2024), menangkap sejumlah individu yang diduga akan mengadakan demonstrasi besar anti-pemerintah. Rencana demonstrasi didorong pemadaman listrik massal di negara Karibia itu dalam beberapa pekan terakhir.
Kuba masih dirundung pemadaman listrik massal di seluruh negeri setelah diterjang Badai Rafael pekan lalu yang kian memperparah krisis ekonomi. Pada Oktober, negara Karibia tersebut juga terdampak Badai Oscar di pesisir tenggara yang mengakibatkan enam orang tewas.
1. Penangkapan terjadi di area terdampak pemdaman listrik
Penangkapan ini terjadi di ibu kota Havana, Provinsi Mayabeque, dan Ciego de Avila. Sejumlah orang tersebut ditangkap atas dugaan merencanakan serangan, malakukan tindakan buruk, dan merusak ketertiban umum.
Sementara itu, Kuba tidak memberikan secara detail mengenai berapa jumlah orang yang ditangkap. Mereka juga tidak menjelaskan apa yang membuat sejumlah individu tersebut ditangkap, tapi hanya mengklaim sudah melawan dan mengakibatkan pertugas terluka.
Organisasi penegak hak asasi manusia (HAM) di Kuba, Justicia11J mengonfirmasi penangkapan tiga orang di demonstran di Ciego de Avila pekan lalu karena menolak pemadaman massal.
"Setelah kota Ciego de Avila gelap gulita tanpa dialiri listrik lebih dari 24 jam, warga sudah turun ke jalan dan membunyikan suara dengan peralatan dapur. Mereka menuntut pemerintah untuk mengembalikan listrik," terangnya, dikutip Associated Press.
2. Tidak toleransi upaya perusakan ketertiban umum
Sehari sebelumnya, Kantor Kejaksaan Kuba menyatakan tidak akan menoleransi segala bentuk vandalisme. Sejumlah terduga pelaku sudah diinvestigasi.
"Aksi kriminalitas ini berseberangan dengan sikap saling mendukung dan tidak egois yang dimiliki oleh masyarakat Kuba. Saat ini, warga Kuba sedang menghadapi situasi kritis dan petugas masih mendedikasikan dirinya untuk membantu negara agar segera pulih," tuturnya, dilansir Reuters.
Di sisi lain, operator listrik di Kuba mengatakan, 85 persen area di Havana sudah dialiri oleh listrik pada Minggu pagi. Sedangkan di Artemisa dan Provinsi Pinar del Rio yang terdampak parah oleh Badai Rafael masih belum dialiri listrik hingga kini.
Otoritas setempat diperkirakan masih akan melanjutkan kebijakan pemadaman bergilir di seluruh negeri dalam beberapa hari ke depan. Kuba masih belum mampu memenuhi kebutuhan listrik bagi seluruh penduduknya.
3. Kuba dilanda gempa
Pada hari yang sama, gempa bumi melanda kota kedua terbesar di Kuba, Santiago de Cuba dan sekitarnya. Gempa bumi berkekuatan 6,8 skala Richter itu diketahui yang berpusat di Bartolome Maso, Provinsi Granma.
"Terdapat tanah longsor, kerusakan rumah warga dan jaringan listrik di area tersebut. Kami masih memulai untuk menilai seberapa besar kerusakan. Pertama dan yang terpenting adalah kami harus menyelamatkan warga," tutur Presiden Kuba Miguel Diaz Canel.
Menurut keterangan dari warga setempat, gempa sangat terasa kuat dan membuat rak-rak terbuka dan piring beserta gelas beserakan keluar. Mereka menyebut gempa kali ini berbeda dibanding sebelumnya.
Melansir EFE, Kuba termasuk salah satu negara yang rawan terdampak bencana gempa bumi. Pada 2023, sebanyak 7.475 gempa bumi dan 14 di antaranya terasa cukup kuat yang berkekuatan antara 3-5,9 skala Richter.
Kuba terakhir kali dilanda gempa berkekuatan 6,7 skala Richter pada Februari 1932. Pada 1991, negara Karibia itu juga sempat dilanda gempa bumi sebesar 6,9 skala Richter dan 7,1 skala Richter pada 2020 di Provinsi Granma.