Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Tuding Kuba, Rusia, dan China Sebar Hoaks soal Badai

suasana banjir imbas Badai Helene di Karolina Utara, Amerika Serikat (x.com/NC_Governor)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS), pada Selasa (29/10/2024), menuding Kuba, Rusia, dan China ikut andil dalam penyebaran kabar bohong tentang badai. Hoaks itu disebarkan ketika Badai Milton dan Helene menerjang bagian tenggara AS pada akhir September hingga awal Oktober. 

Badai Helena menjadi badai paling mematikan di daratan utama AS sejak bencana Badai Katrina pada 2005. Pada awal Oktober, pemerintah setempat menyebut badai ini sudah merenggut lebih dari 230 korban jiwa yang mayoritas berada di Karolina Utara.

1. Berusaha mengurangi kepercayaan publik kepada pemerintah AS

Seorang pejabat AS mengatakan, media milik Rusia sudah mempublikasikan gambar banjir di Disney World, Florida imbas Badai Milton. Gambar yang beredar dinyatakan sebagai hoaks dan sudah diedit menggunakan aplikasi kecerdasan buatan. 

Ia pun menyebut Kuba berupaya memperkeruh suasana dengan menyebarkan informasi buruk kepada pemerintah AS. Ia mengklaim Kuba berniat mengurangi kepercayaan warga terhadap pemerintah dengan memublikasikan dukungan AS kepada Israel dan Ukraina. 

"Kuba mempublikasikan informasi bohong mengenai upaya evakuasi badai dengan klaim pemerintah AS membiarkan warganya berjuang sendirian tanpa bantuan dan malah memilih menggelontorkan uang untuk menyelematkan Ukraina dan Israel," terangnya, dikutip Miami Herald

Tak hanya itu, ia membeberkan bukti-bukti penyebaran berita bohong dari media sosial terafiliasi dengan warga di China untuk memperkeruh kondisi penanganan bencana Badai Helena dan Milton di AS. 

2. Rusia tolak tuduhan sebar hoaks soal badai di AS

bendera Rusia (x.com/mfa_russia)

Juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov membantah tuduhan penyebaran kabar bohong soal Badai Milton di AS. Ia menyebut tuduhan tersebut tidak berasalan.

"Ini menunjukkan sikap AS yang kembali mengadakan ritualnya, yakni menuding Rusia harus disalahkan atas segalanya. Ini hanyalah tuduhan yang tidak berasalan dan kami mengecam aksi tersebut. Fakta ini menunjukkan bahwa mereka memperlakukan kami dengan buruk," terangnya, dilansir Reuters.

Sementara itu, intelijen AS menyebut Rusia masih menjadi ancaman terbesar pada pemilu di AS bulan depan. Pihaknya mengklaim Moskow akan menggunakan alatnya untuk mendukung salah satu kandidat dan menyulut perpecahan. 

3. Gubernur Karolina Utara setujui tambahan penanganan dampak Badai Helene

Pekan lalu, Gubernur Karolina Utara, Roy Cooper menyetujui tambahan alokasi anggaran penanganan bencana imbas Badai Helene sebesar 600 juta dolar AS (Rp9,4 triliun) di beberapa wilayah terdampak di bagian barat.

"Bagian barat Karolina Utara masih membutuhkan penanganan dan perbaikan dari badai hebat yang menerjang negara bagian kami sebulan lalu. Parlemen sudah mengambil langkah kecil dan akan mengikuti paket komprehensif untuk membantu keluarga, pebisnis, dan komunitas lokal," terangnya, dilansir Associated Press.

Sebelumnya, parlemen setempat sudah menyetujui dana perbaikan sebesar 273 juta dolar AS (Rp4,3 triliun). Pemerintah lokal mengatakan bahwa setidaknya dibutuhkan 53 miliar dolar AS (Rp835 triliun) untuk memperbaiki kerusakan dan biaya pemulihan di Karolina Utara.

Badai Helena telah mengakibatkan kerusakan besar di Karolina Utara disertai 1.400 tanah longsor yang sudah menghancurkan 160 sistem pengairan dan drainase. Bencana alam ini juga sudah mengganggu arus lalu lintas dan merusak lebih dari 9.500 km jalan.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us