Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kunjungi AS, Presiden Filipina Akan Umumkan Kerja Sama Militer Terbaru

Ilustrasi tentara (unsplash.com/Filip Andrejevic)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, akan menyepakati pedoman baru yang ditujukan untuk meningkatkan kerja sama militer.

Langkah tersebut menandai adanya perubahan dramatis dalam hubungan Washington-Manila selama setahun terakhir. 

Diketahui, fokus dari pedoman baru adalah koordinasi militer pada sektor darat, laut, udara, ruang angkasa dan dunia maya. Washington juga akan mentransfer tiga pesawat C-130 dan berupaya mengirim kapal patroli tambahan ke Filipina. 

1. Akan diumumkan saat Marcos tiba di Gedung Putih

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Brandon Mowinkel)

Melansir Reuters, para pejabat Washington pada Senin (1/5/2023) mengatakan, Biden akan menegaskan kembali soal Perjanjian Pertahanan Bersama Filipina-AS 1951. Pakta itu membuat Washington bisa bertindak apabila Manila diserang.

Kesepakatan terbaru akan diumumkan dalam kunjungan empat harian Marcos ke AS. Itu merupakan kunjungan pertama presiden Filipina dalam 10 tahun terakhir.

Sejak tahun lalu menjabat, Marcos berupaya memperkuat hubungan bilateral dengan AS dan China, yang tengah bersaing menyebarkan pengaruhnya di kawasan Asia Pasifik.

Di bawah kepemimpinan eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte, hubungan dengan AS memburuk. Ini karena Duterte lebih memilih mendekat dengan China.

Akan tetapi, ulah China di Laut China Selatan membuat masyarakat Filipina geram, termasuk para nelayan. Konflik terjadi lantaran kedua negara saling mengklaim batas laut di Laut China Selatan.

2. Filipina khawatir dengan sikap agresif China

Bulan lalu, Duta Besar China untuk Filipina mengatakan, Manila seharusnya tidak mendukung kemerdekaan Taiwan. 

Menanggapi hal itu, seorang pejabat AS berpendapat Filipina kemungkinan khawatir dengan sikap China terhadap Taiwan. Sebab, kata dia, China memandang penduduk di Taipei sebagai ancaman terselubung, termasuk warga Filipina yang bekerja di sana.

"Beberapa langkah yang diambil China mengkhawatirkan (Marcos), bahkan mungkin mengejutkannya," kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden.

"Dia memiliki keinginan kuat untuk bekerja sama dengan kedua negara tetapi menemukan dirinya dalam situasi di mana langkah-langkah yang diambil China sangat memprihatinkan," sambung dia.

3. Filipina anggap AS sebagai instrumen perdamaian di Asia Pasifik

Ilustrasi kapal (unsplash.com/Asael Peña)

Sebelum berangkat ke Washington pada Minggu, Marcos mengatakan Filipina akan menegaskan kembali pandangannya terhadap AS sebagai instrumen perdamaian, dan katalisator pembangunan di kawasan Asia Pasifik, dikutip dari Nikkei Asia.

AS melihat Filipina sebagai kunci untuk membendung niat China menginvasi Taiwan. Untuk diketahui, Beijing mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.

Beberapa ahli mengatakan, AS menganggap Filipina sebagai lokasi potensial untuk menempatkan roket, rudal dan sistem artileri. Hal itu untuk melawan serangan amfibi China di Taiwan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us