Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Lari dari Myanmar, Ratusan Rohingya Ditembaki oleh Drone hingga Tewas

ilustrasi bendera Myanmar (Pexels.com/Gu Bra)
Intinya sih...
  • Ratusan warga Rohingya dibunuh dalam serangan drone, termasuk anak-anak.
  • Pertempuran sengit terjadi di Maungdaw, memaksa warga Rohingya berusaha menyelamatkan diri ke Bangladesh.
  • Milisi Arakan dan junta militer saling tuduh sebagai pelaku serangan, menyebabkan ribuan Rohingya mengungsi.

Jakarta, IDN Times - Ratusan warga Rohingya yang berusaha melarikan diri dari Myanmar, dibunuh dalam serangan drone. Beberapa saksi mengatakan, para korban tewas tersebut termasuk anak-anak.

Serangan terjadi pada pekan lalu ketika banyak keluarga Rohingya menunggu untuk melintasi perbatasan ke negara tetangga Bangladesh. Kelompok milisi Tentara Arakan (AA) dituduh bertanggung jawab atas insiden tersebut. Tapi mereka membantahnya dan mengatakan serangan dilakukan oleh junta militer.

1. Serangan drone terjadi ketika warga Rohingya akan melintasi perbatasan

ilustrasi (Unsplash.com/Ma Ti)

Pertempuran sengit berkobar di kota Maungdaw dan membuat warga sipil berusaha menyelamatkan diri. Para warga Rohingya mencoba menyeberangi perbatasan menuju Bangladesh dengan menyeberangi Sungai Naf.

Dilansir The Guardian, salah satu pendiri Free Rohingya Coalition Nay San Lwin, berbicara dengan para penyintas. Para penduduk tersebut mengaku telah melakukan perjalanan dari desa-desa Maung Ni, Myoma Taung dan Myoma Kayin Dan pada Senin (5/8/2024) pekan lalu.

Akan tetapi, sekitar jam 5 sore hari waktu setempat, serangan drone terjadi.

"Mereka mengatakan kepada saya bahwa beberapa lusin, setidaknya tiga hingga empat lusin, bom drone dijatuhkan di sana. Mereka mengatakan setidaknya lebih dari 200 orang tewas dan sekitar 300 orang terluka," katanya.

"Tidak ada orang yang mengumpulkan mayat-mayat itu. Semua orang berlari untuk menyelamatkan hidup mereka. Beberapa sudah ada di Bangladesh," tambahnya.

2. Perempuan hamil dan anak kecil jadi korban

Sejauh ini belum ada informasi pasti untuk memverifikasi jumlah korban. Para saksi mengatakan pada Jumat, AA bertanggung jawab atas serangan itu. Tapi kelompok milisi tersebut menyalahkan junta militer.

Dilansir Reuters, Mohammed Eleyas yang merupakan salah satu penyintas, mengatakan istrinya yang sedang hamil dan putrinya yang berusia dua tahun menjadi korban serangan. Dia mengaku berdiri di garis pantai ketika drone mulai menyerang.

"Saya mendengar suara tembakan yang memekakkan telinga beberapa kali," katanya.

Saksi lain bernama Shamsuddin, mengatakan dia bersama istri dan anaknya yang baru lahir. Dia menjelaskan, serangan itu membuat banyak orang yang tewas dan beberapa orang berteriak kesakitan karena luka-luka yang diderita.

Juru bicara Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi mengatakan, mereka mengetahui kematian para pengungsi akibat tenggelam ketika menyeberang ke Bangladesh. Mereka juga mendengar laporan serangan terhadap warga Maungdaw, tapi tidak dapat memastikan jumlah korban atau kebenaran situasi.

3. AA tuduh junta yang menyerang Rohingya

Milisi AA telah melancarkan serangan ke Maungdaw dan pertempuran sengit terjadi antara mereka dengan pasukan junta. AA telah memasuki kota itu pekan lalu yang menyebabkan lebih dari 13 ribu Rohingya mengungsi.

Dilansir Radio Free Asia, AA mengungsikan Rohingya, ratusan etnis Rakhine dan Hindu sejak 7 Agustus. Mereka saat ini telah merebut dua pertiga kendali Maungdaw.

Banyak warga Muslim Rohinga yang terjebak di wilayah yang dikendalikan junta dan berada di zona konflik. Pengungsi Rohingya terbaru bergabung dengan sekitar 6.500 orang yang telah melarikan diri ke Bangladesh, atau menunggu untuk melintasi perbatasan.

Juru bicara AA mengatakan, dalam penyelidikan, anggota keluarga teroris mencoba pergi ke Bangladesh dari Maungdaw.

"Junta menjatuhkan bom karena mereka pergi tanpa izin," katanya, mengacu pada warga Rohingya yang bergabung dengan kelompok bersenjata Rohingya lain yang berperang melawan AA.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us