Tentara Arakan Rebut Kota di Rakhine, Rohingya Jadi Korban

- Tentara AA menguasai Buthidaung, merebut benteng dan pos militer junta Myanmar.
- Pertempuran antara AA dan junta Myanmar menyebabkan 30 warga Rohingya tewas, menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat.
- Sejak November lalu, AA telah merebut sekitar 180 pangkalan junta dan tujuh kota di Rakhine serta tiga kota di negara bagian Chin.
Jakarta, IDN Times - Tentara etnis Arakan (AA) di Myanmar dilaporkan menguasai Buthidaung, kota bagian utara negara bagian Rakhine. Pada Sabtu (18/5/2024), mereka dikabarkan memiliki kendali penuh atas daerah yang berbatasan dengan Bangladesh tersebut.
Serangan pasukan AA juga berhasil merebut benteng tentara junta Myanmar, termasuk Batalion Infanteri Ringan 234, 345 dan 352. Batalion Artileri 378 serta batalion logistik juga berhasil direbut.
Pertempuran AA dan junta Myanmar membuat minoritas Muslim Rohingya terjebak. Sedikitnya 30 warga Rohingya tewas akibat serangan dari dua pasukan yang saling bertempur.
1. Menaklukkan kota setelah merebut semua pos militer

Penaklukan Buthidaung oleh pasukan AA adalah kabar kemenangan terbaru dari serangkaian kemenangan pasukan etnis bersenjata yang melawan junta Myanmar.
Dilansir Associated Press, juru bicara AA Khaing Thukha mengatakan, kelompoknya telah merebut kota itu usai merebut semua pos terdepan militer.
AA adalah sayap militer yang terlatih dan dipersenjatai dengan baik dari gerakan etnis Rakhine. Mereka telah lama menginginkan otonomi dari pemerintah pusat.
Pada 2017, AA yang digerakkan militer memberangus etnis minoritas Muslim Rohingya. Kini, penaklukan Buthidaung itu juga disebut memposisikan Rohingya menjadi korban utama dari pertempuran dua pihak.
2. AA meraih sejumlah keberhasilan dalam melawan junta

Sejak awal bulan, pasukan AA telah merebut sejumlah pos komando milik junta. Mereka juga menangkap ratusan tentara, termasuk wakil komandan dan anggota keluarga mereka.
Dilansir The Irrawaddy, junta sempat meledakkan jembatan utama di pintu masuk kota Buthidaung, tapi pasukan AA terus maju melakukan penyerangan. Ketika Buthidaung berhasil direbut, bentrokan berlanjut di luar kota. Pasukan AA mengejar tentara junta yang mundur.
Sejak November tahun lalu, AA mengklaim merebut sekitar 180 pangkalan junta, termasuk beberapa pust komando dan tujuh dari 17 kota di Rakhine. Tiga kota lainnya berhasil direbut di negara bagian Chin.
3. Rohingya terjebak di tengah pertempuran

Serangan yang dilancarkan AA ke Buthidaung membuat Rohingya terjebak di tengah pertempuran. Sekitar 30 warga Rohingya dilaporkan tewas.
Dilansir RFA, 12 warga Rohingya tewas dalam serangan udara junta yang menargetkan AA pada Jumat. Pada hari yang sama, AA mengebom sekolah tempat pengungsi Rohingya berlindung dengan drone. 18 orang tewas.
"Orang-orang ketakutan. Korbannya mungkin lebih tinggi lagi. Jumlah pastinya belum diketahui karena sulitnya berkomunikasi," kata Khin Zaw Moe, warga Rohingya di Buthidaung.
Warga dari sekitar 20 desa berlindung di sekolah ketika pasukan AA menyerang. Tidak jelas mengapa kelompok bersenjata itu juga mengebom sekolah tersebut.