Lebih Dari 14 Ribu Orang di RD Kongo Telah Divaksinasi Mpox

- RD Kongo telah memvaksinasi lebih dari 14 ribu warga dengan vaksin mpox sejak awal Oktober 2024.
- Negara tersebut berencana memvaksinasi 2,5 juta orang dengan 3,5 juta dosis vaksin untuk melindungi populasi yang berisiko.
- Benua Afrika baru mendapatkan komitmen untuk 5,9 juta dosis vaksin mpox mulai Oktober-Desember untuk mengatasi wabah penyakit menular ini.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan Republik Demokratik (RD) Kongo mengumumkan bahwa lebih dari 14 ribu warganya telah mendapatkan vaksin mpox sebagai bagian dari kampanye vaksinasi yang diluncurkan pada awal Oktober 2024.
"Sejak awal kampanye, sekitar 14.180 orang telah divaksinasi di tiga provinsi. Vaksinasi akan terus dilakukan untuk melindungi populasi yang berisiko," kata kementerian tersebut di media sosial X pada Senin (14/10/2024).
1. Sebanyak 265 ribu vaksin telah tersedia di RD Kongo
RD Kongo telah memulai kampanye vaksinasi mpox pada 5 Oktober 2024 di Goma, ibu kota Provinsi Kivu Utara. Langkah itu terjadi hampir dua bulan setelah wabah penyakit yang menyebar dari negara itu ke beberapa negara Afrika dan sekitarnya dinyatakan sebagai keadaan darurat global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengaktifkan tingkat kewaspadaan global tertinggi pada mpox untuk kedua kalinya dalam dua tahun.
Menteri Kesehatan RD Kongo, Roger Kamba, mengatakan dalam konferensi pers pada awal bulan ini bahwa negaranya berencana untuk memvaksinasi 2,5 juta orang dengan 3,5 juta dosis vaksin, dikutip Xinhua.
Sekitar 265 ribu dosis vaksin telah tersedia, yang disumbangkan oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat, di saat rumah sakit dan petugas kesehatan kewalahan berjibaku menahan strain mpox yang baru dan mungkin lebih menular. Sasaran vaksin tersebut ditujukan kepada populasi berisiko dan pekerja garis depan.
2. RD Kongo adalah episentrum wabah mpox
Berdasarkan laporan terkini yang dipublikasikan oleh WHO, sebanyak 16 negara di kawasan Afrika terdampak mpox. RD Kongo disebut sebagai episentrum epidemik dengan jumlah korban paling banyak.
Sejak awal tahun ini, RD Kongo telah melaporkan 31.350 kasus yang diduga mpox, termasuk 992 kematian dan 6.169 kasus yang dikonfirmasi, termasuk 25 kematian, kata WHO.
Negara Afrika Tengah itu menghadapi angka kematian yang lebih tinggi akibat diagnosis yang terlambat dan akses yang sulit ke perawatan, di mana hanya 41 persen kasus yang diduga telah diuji pada 2024.
3. Kasus suspek mpox di Afrika mencapai 36.787

Benua Afrika telah melaporkan 36.787 kasus suspek hingga 6 Oktober 2024, termasuk 998 kematian. Benua itu juga sedang bergulat dengan beberapa golongan virus, yang semakin mempersulit upaya penanggulangan. Ini ditambah dengan akses terhadap vaksin yang masih menjadi tantangan.
"Benua dengan penduduk 1,4 miliar jiwa itu baru mendapatkan komitmen untuk 5,9 juta dosis vaksin mpox, yang diharapkan tersedia mulai Oktober-Desember," kata Jean Kaseya, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika, dikutip dari Associated Press.
Mpox telah menyebar hampir tanpa terdeteksi selama bertahun-tahun di Afrika, sebelum penyakit itu memicu wabah global pada 2022 yang menyebabkan negara-negara kaya dengan cepat merespons dengan vaksin dari persediaan mereka. Meski begitu, Afrika hanya menerima beberapa dosis, kendati ada permintaan dari pemerintahnya.
Mpox adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus cacar monyet, yang menyebar melalui kontak dekat. Adapun gejalanya, yaitu demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, nyeri otot, ruam kulit, dan nyeri punggung.