Malaysia Kampanye Kartu Pos, Minta PBB Jadikan Palestina Anggota

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim dan anggota kabinet pemerintahannya serempak menandatangani kartu pos khusus yang bakal dikirimkan ke Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.
“Kartu pos khusus ini berisi pesan dari masyarakat Malaysia, mendesak PBB agar menerima Palestina sebagai negara anggota PBB dan menuntut agar kekerasan Israel di Gaza segera dihentikan,” kata Anwar, dikutip dari The Star, Rabu (17/1/2024).
“Kartu pos khusus ini akan diserahkan melalui Wakil Tetap Malaysia di PBB. Saya berharap suara tulus warga Malaysia ini mendapat perhatian serius dari Sekjen PBB,” lanjut dia.
Warga Malaysia juga bisa mulai berpartisipasi dalam kampanye pengiriman kartu pos khusus kepada Sekjen PBB ini mulai Kamis (18/1/2024). Warga Malaysia bisa membeli di seluruh kantor pos di Negeri Jiran dengan harga 2 ringgit, termasuk stempel seharga 90 sen.
1. Status Palestina di PBB
Pada 2012 silam, mayoritas dari 193 anggota Majelis Umum memberikan status pengamat nonanggota kepada Palestina. Status ini diputuskan melalui mekanisme pemungutan suara.
Sudah bisa ditebak bahwa negara-negara yang tidak setuju adalah Amerika Serikat (AS), Israel, Kanada, serta negara-negara kepulauan Pasifik. Kala itu, 138 negara setuju, 9 negara menolak, dan 46 negara abstain.
Duta Besar Palestina untuk PBB yang saat ini bertindak sebagai observer adalah Riyad Mansour.
2. Korban tewas di Gaza terus bertambah

Jumlah warga Palestina yang tewas akibat digempur militer Israel di Jalur Gaza kini tembus menjadi 24.285 orang.
Serangan Israel ke Gaza pun sudah lebih dari 100 hari sejak dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu.
Kementerian Kesehatan Gaza merilis data, Israel juga menewaskan 158 orang dalam kuruk waktu 24 jam terakhir. Selain itu, setidaknya 61.154 warga Palestina juga dilaporkan terluka.
3. Kelaparan akut mengintai Gaza
Secara terpisah, World Food Programme memperingatkan, ada risiko kelaparan akut yang mengintai Jalur Gaza. Banyak warga Palestina yang menahan lapar berhari-hari.
WFP bersama WHO dan UNICEF juga menyerukan agar ada rute bantuan kemanusiaan baru yang dibuka serta lebih banyak truk yang diizinkan masuk setiap harinya.