Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Malaysia Tolak Kapal Pengangkut 300 Migran Myanmar

Ilustrasi kapal pengungsi. (pixabay.com/Gerd Altmann)

Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang Malaysia mengawal dua kapal yang membawa hampir 300 migran Myanmar yang tidak berdokumen dari perairannya. Sebelumnya, orang-orang yang berada di kapal tersebut ditemukan dalam kondisi kelelahan karena kekurangan makanan dan air.

Badan Penegakan Hukum Maritim Malaysia (MMEA) mengatakan, kapal-kapal tersebut ditemukan pada 3 Januari di dua mil laut di barat daya lepas pantai pulau resor Malaysia, Langkawi.

"MMEA memberikan para migran bantuan, termasuk pasokan makanan dan air minum, sebelum mengusir kapal-kapal tersebut ke perbatasan laut nasional untuk melanjutkan perjalanan mereka," kata Direktur Jenderal Mohd Rosli Abdullah dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (4/1/2025), dikutip dari The Straits Times.

1. Malaysia bekerja sama dengan Thailand memantau kapal migran Rohingya

MMEA bekerja sama dengan Thailand untuk memperoleh informasi tambahan tentang pergerakan kapal-kapal tersebut. Tidak disebutkan kemana kapal-kapal itu akan menuju, dan tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan.

Pada Jumat (3/1/2025), polisi Malaysia telah menahan 196 migran Myanmar yang tidak berdokumen setelah kapal yang mereka tumpangi kandas di sebuah pantai di Langkawi. Mereka termasuk 71 anak-anak dan 57 wanita.

Polisi menuturkan, semua migran tersebut diyakini berasal dari etnis Rohingya. Para migran yang ditahan dibawa untuk didokumentasikan dan diperiksa kesehatannya.

2. Sejumlah 100 ribu lebih pengungsi dan pencari suaka Rohingya berada di Malaysia

Ilustrasi bendera Malaysia. (unsplash.com/Aaron Lee)

Dalam beberapa tahun terakhir, Malaysia telah menolak kapal-kapal yang membawa pengungsi Rohingya. Pihaknya juga menahan ribuan orang di pusat penahanan yang penuh sebagai tindakan keras terhadap migran yang tidak berdokumen.

Walaupun Malaysia pernah menerima pengungsi Rohingya atas dasar kemanusiaan, namun Negeri Jiran berupaya membatasi jumlah pengungsi karena kekhawatiran datangnya gelombang besar pengungsi dengan menggunakan perahu.

Hingga akhir November, terdapat sekitar 111.410 pengungsi dan pencari suaka Rohingya yang terdaftar di Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi di Malaysia. Jumlah tersebut merupakan sekitar 58 persen dari total populasi pengungsi di Malaysia, dikutip dari Associated Press.

3. Banyak warga Rohingya melarikan diri dari Myanmar karena kekerasan

Rohingya adalah minoritas yang sebagian besar beragama Muslim yang banyak di antara mereka sering melarikan diri dari Myanmar, yang mayoritas beragama Buddha, karena kekerasan etnis dan agama di negara itu.

Keberadaan mereka dianggap sebagai pendatang asing dari Asia Selatan, yang ditolak kewarganegaraannya dan menghadapi pelecehan.

Selama bertahun-tahun banyak warga Rohingya yang menaiki perahu kayu yang usang untuk mencoba mencapai negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Indonesia, dan Bangladesh, yang berpenduduk mayoritas Muslim. Mereka juga kerap memilih Thailand, terutama saat laut lebih tenang pada Oktober hingga April.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us