Maroko Pertimbangkan Putus Hubungan dengan Israel

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Maroko menyatakan siap mempertimbangkan desakan dari petisi yang menyerukan disetopnya upaya normalisasi hubungan dengan Israel.
Maroko adalah negara Arab keempat yang setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020, setelah Uni Emirat Arab, Bahrain dan Sudan.
“Pemerintah siap untuk mengkaji dan mempertimbangkan petisi tersebut,” kata juru bicara pemerintah Maroko, Mustafa Baytas, dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (11/1/2024).
Pada November 2023 lalu juga sempat terjadi demonstrasi di Maroko yang menolak normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.
1. Warga menuntut pemerintah hentikan normalisasi dengan Israel
Petisi adalah salah satu cara bagi masyarakat Maroko untuk mendesak pemerintahan mengadopsi kebijakan publik atau membatalkan perjanjian.
Petisi terkait apapun, yang diteken oleh minimal 5 ribu orang, harus dipertimbangkan oleh pemerintah.
“Petisi ini memang akan kami pertimbangkan sesuai dengan konstitusi tahun 2011, yang memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan pendapat mereka mengenai isu pembangunan atau meminta pemberlakukan UU,” ucap Baytas.
2. Jumlah korban tewas sudah mencapai 23 ribu

Per hari ini, jumlah korban tewas di Jalur Gaza sudah mencapai 23.357 orang, yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.
Sementara korban luka kini telah mencapai 59.410 orang dan sekitar 85 persen warga Gaza telah mengungsi.
Ratusan ribu orang juga harus hidup tanpa tempat berlindung dan kekurangan bahan pangan sehari-hari.
3. Menlu AS ke Israel dan Palestina

Di tengah gempuran Israel ke Gaza yang masih terus berlanjut, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengunjungi Israel dan Palestina.
Blinken bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Presiden Isaac Herzog serta beberapa pejabat Kementerian Pertahanan Israel.
Blinken mengumumkan bahwa pemerintah Israel telah menyetujui rencana untuk mengizinkan Misi Penilaian PBB ke Gaza utara di mana kini Israel masih terus menggempur wilayah tersebut.
Di Ramallah, Tepi Barat, Blinken bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan membahas bagaimana pembentukan negara Palestina pascaperang.