Menlu Iran: Pengayaan Uranium Tak Bisa Dinegosiasikan

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, menyatakan bahwa negaranya tidak akan berkompromi terkait proyek pengayaan uranium. Hal ini disampaikan usai putaran perundingan nuklir dengan Amerika Serikat (AS) pada Minggu (11/5/2025) di Oman.
“Dimensi, skala, tingkat, atau jumlahnya mungkin tunduk pada batasan tertentu seperti yang dilakukan di masa lalu, tetapi prinsip pengayaan itu sendiri tidak dapat dinegosiasikan,” katanya setelah perundingan, dikutip dari The Straits Times.
Ia menambahkan bahwa pengayaan Uranium tetap akan dilanjutkan oleh Iran, sembari memuji perundingan kedua pihak yang telah memasuki putaran ke empat.
”Pengayaan uranium Iran harus dilanjutkan, meskipun cakupan dan levelnya dapat berubah," katanya.
1. Delegasi AS ingin agar pengayaan Uranium Iran dihentikan total

Delegasi AS yang dipimpin oleh Utusan Timur Tengah Trump, Steve Witkoff, mendesak Iran agar menghentikan total pengayaan uraniumnya.
"Tidak ada pengayaan. Itu berarti pembongkaran, tidak ada persenjataan yang mengharuskan pembongkaran total fasilitas nuklir Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan,” katanya sebelum dimulai putaran perundingan.
2. Perundingan putaran berikutnya masih akan berlanjut
Berkaitan dengan hasil perundingan, seorang pejabat AS mengaku puas dengan hasilnya. Ia mengharapkan perundingan lanjutan.
"Kami gembira dengan hasil hari ini dan menantikan pertemuan berikutnya, yang akan terjadi dalam waktu dekat," kata pejabat itu.
Menteri Luar Negeri Oman, Badr Albusaidi, juga mengatakan di X bahwa pembicaraan Iran-AS mencakup ide-ide yang berguna dan orisinal. Ia menambahkan bahwa putaran pembicaraan berikutnya akan segera dijadwalkan.
3. Iran kecewa dengan mundurnya AS dari kesepakatan nuklir 2015

Penegasan Iran dalam putaran negosiasi kali ini tampaknya merupakan wujud kekecewaan Iran terhadap mundurnya AS dari kesepakatan nuklir 2015 di bawah pemerintahan Donald Trump pada 2018. Sejak saat itu, sanksi terhadap Iran semakin parah.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan 2015, Iran setuju untuk hanya memperkaya uranium hingga kemurnian 3,67 persen selama 15 tahun ke depan.
Dilansir dari BBC, pada Februari, pengawas nuklir Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) melaporkan bahwa Teheran telah menimbun uranium yang diperkaya hingga kemurnian 60 persen dan dapat dengan cepat meningkatkannya hingga 90 persen. Dalam tingkatan tersebut, Iran dapat dengan mudah membuat senjata nuklir.