Menlu Protes Palestina Hilang di Peta Google dan Apple Map

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad Al Maliki melayangkan protes resmi ke kantor pusat Google dan Apple lantaran kedua perusahaan teknologi itu diduga telah menghapus negaranya dari aplikasi pencarian. Al Maliki juga menuduh Google dan Apple sengaja tunduk kepada keinginan Pemerintah Israel.
Kepada radio Pemerintah Palestina, Al Maliki mengatakan penghapusan nama Palestina dari aplikasi pencarian itu termasuk dalam pelanggaran aturan hukum internasional.
"Bila mereka tidak menarik kembali (dengan mencantumkan nama Palestina), maka kami akan menuntut mereka (Google dan Apple)," ungkap Al Maliki yang dikutip dari laman Gulfnews pada Senin 20 Juli 2020.
Ia menegaskan ancaman itu bukan sekadar isapan jempol belaka. Kemenlu Palestina telah menentukan badan internasional apa yang akan didekati untuk mengajukan gugatan hukum mereka.
Apa benar Google dan Apple sengaja tunduk terhadap keinginan Israel sehingga menghapus nama Palestina dari peta?
1. Di aplikasi Google dan Apple Map ada label Kota Gaza, tapi bukan Palestina

Menurut laman Gulfnews, sejak awal Palestina memang tidak dimasukkan ke dalam aplikasi Google dan Apple. Hal itu diperkuat dengan tulisan di Harian Inggris, The Guardian pada 2016 lalu. Mereka menyebut sejak awal Google dan Apple memang tidak mencantumkan Palestina. Jadi, label Palestina bukan baru-baru ini dihapus.
Ketika melakukan pencarian di peta dengan Google Maps, pengguna bisa melihat area daratan Palestina. Namun, tidak ada label nama negara yang sudah diakui oleh PBB itu. Namun, Amerika Serikat dan sebagian besar negara barat banyak yang tidak mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka. Sedangkan, kantor pusat Apple dan Google berada di Negeri Paman Sam.
Juru bicara Google empat tahun lalu mengakui sejak awal perusahaan tempat ia bekerja memang tidak mencantumkan label Palestina.
"Tetapi, baru-baru ini kami menemukan bug yang menghapus label untuk nama "Tepi Barat (West Bank) dan Jalur Gaza (Gaza Strip). Kami sedang berusaha untuk mengembalikan label itu," ungkap jubir Google pada 2016 lalu.
Sehingga, hal itu memperjelas Google tidak pernah mencantumkan label Palestina sejak awal. Klaim bahwa Google telah menghapus label Palestina dari aplikasi mereka pertama kali terkuak di Instagram yang kemudian viral.
Akun Instagram bernama 'Astagfirvlah’ mengklaim Google baru-baru ini sudah menghapus label Palestina dari aplikasi map. Namun, pembaruan informasi kemudian disampaikan ke publik bahwa klaim akun itu keliru. Sayangnya, informasi yang keliru itu sudah kadung tersebar luas.
2. Pemerintah Palestina tengah mempertimbangkan penggunaan aplikasi pencarian selain Google

Sedangkan, Menteri Komunikasi dan Informasi Palestina, Isaac Sidr, mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan untuk menggunakan aplikasi pencarian yang lain selain Google. Mereka tengah melirik aplikasi pencarian buat Rusia atau Tiongkok untuk digunakan di dalam Palestina.
Menurut Sidr, sikap Google dan Apple yang berani menghapus label Palestina menandakan adanya sikap bias dua perusahaan teknologi itu. Keduanya dituding lebih tunduk untuk mengikuti kemauan Israel yang sejak awal tidak setuju adanya negara Palestina yang merdeka.
3. Palestina diakui oleh PBB dan 136 negara anggotanya, tetapi tidak oleh Amerika Serikat

Palestina diakui sebagai negara yang merdeka oleh PBB dan lebih dari 136 negara anggotanya. Tetapi, Amerika Serikat sebagai negara di mana Google dan Apple berada, tidak mengakui Palestina. Hingga saat ini, Google belum memberikan lagi pernyataan resmi.
Israel menduduki area Tepi Barat, Dataran Tinggi Golan dan Jalur Gaza ketika peperangan tahun 1967 lalu. Israel mengaku tidak lagi menduduki daerah itu sejak membongkar koloni mereka di tahun 2005.
Tetapi, berdasarkan informasi yang dirilis oleh PBB, Israel masih memegang kewenangan pengendalian wilayah udara dan perbatasan darat. Jalur Gaza saja masih diklaim bagian dari wilayah Israel.