Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Moderna: 3 Dosis Vaksin Efektif Lawan COVID Varian Inggris dan Afsel

ilustrasi Penyuntikan Vaksin (ANTARA FOTO/AAP Image/David Mariuz via REUTERS)

Jakarta, IDN Times - Perusahaan bioteknologi Amerika Serikat (AS) Moderna memaparkan, studi laboratorium menunjukkan vaksin COVID-19 Moderna tetap efektif untuk melindungi varian virus corona yang pertama kali teridentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan.

Sebagai informasi, varian virus corona asal Inggris atau B117 dinilai memiliki daya penularan yang lebih cepat dibanding virus corona pada umumnya. Sementara, varian corona asal Afrika Selatan yaitu 501.V2 atau B1351 dinilai oleh sebagian ilmuwan lebih ganas dan lebih cepat menular.

1. Moderna anjurkan tiga kali vaksinasi

ilustrasi vaksin rabies. (IDN Times/Arief Rahmat)

Demi kehati-hatian dan efektivitas, Moderna menganjurkan agar suntikan vaksin dilakukan sebanyak tiga kali. Sejauh ini, skema vaksinasi Moderna adalah dua suntikan dengan jarak empat minggu. Moderna juga akan menguji penambahan penguat kedua dari vaksinnya, yang saat ini telah memulai studi praklinis untuk varian Afrika Selatan.
 
"Kami terdorong oleh data baru ini, yang memperkuat keyakinan kami bahwa Vaksin COVID-19 Moderna harus melindungi terhadap varian (corona) yang baru terdeteksi ini (di Inggris dan Afrika Selatan)," kata CEO Moderna Stephane Bancel sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, Selasa (26/1/2021).

2. Ada penurunan enam kali lipat antibodi penetral terhadap varian B1351

default-image.png
Default Image IDN

Demi mempelajari efektivitas vaksin terhadap varian baru corona, Moderna telah mengambil sampel darah dari delapan orang yang telah menerima dua dosis vaksin, dan juga primata yang telah diimunisasi.

"Karena sangat berhati-hati dan memanfaatkan fleksibilitas platform mRNA kami. Kami mengembangkan kandidat penguat (vaksin untuk menghadapi) varian (corona) yang pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan,” tambah Bancel.

Sejauh ini, hasil laboratorium menunjukkan untuk varian B117, hasil suntikan tidak berdampak terhadap pada tingkat antibodi penetral, yang mengikat virus dan mencegahnya menyerang sel manusia. Tetapi, untuk varian B1315, terjadi penurunan enam kali lipat dalam tingkat antibodi penetral.

Meski begitu, nilai efektivitas vaksin tetap di atas jumlah yang terbukti untuk melindungi tubuh dari corona, sesuai hasil tes yang melibatkan primata. 

3. Anthony Fauci wanti-wanti bahaya dari varian baru corona

Kepala Penasihat Medis di pemerintahan Joe Biden, Dr. Anthony Fauci. (Instagram.com/doc.fauci)

Sebelumnya, pada konferensi pers pertamanya sebagai penasihat Gedung Putih untuk bidang kesehatan pada era Presiden Joe Biden, Anthony Fauci mewanti-wanti ancaman dari varian baru virus corona. Salah satu perhatiannya adalah nilai efikasi vaksin yang sudah ada akan berkurang jika menghadapi varian corona asal Afrika Selatan.

Fauci mengilustrasikan, Jika sebelumnya efikasi vaksin senilai 95 persen, maka nilainya bisa turun hingga 80 persen. “Apa yang mungkin kita lihat adalah penurunan kemanjuran vaksin, lebih banyak di Afrika Selatan daripada Inggris,” kata Fauci.

Kendati begitu, dia tetap merekomendasikan penyuntikan vaksin sebagai pertahanan paling efektif melawan mutasi virus. Artinya, program vaksinasi memperkecil kemungkinan munculnya varian baru virus corona.

“Virus tidak bermutasi kecuali mereka mereplikasi,” kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Dwifantya Aquina
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us