AS: Tak Ada Pilihan, Iran Harus Serang Israel Demi Selamatkan Muka

- Iran harus terus serang Israel untuk menimbulkan kerusakan maksimal dan membuat strategi pertahanan baru setelah itu
- Eyre kritik Trump, menyatakan Iran tak akan mau berunding soal nuklir setelah Trump memperingatkan Iran agar segera menyetujui perundingan nuklir
- Pemimpin Tertinggi Iran pastikan serangan balasannya menyakitkan bagi Israel dengan meluncurkan rudal ke sejumlah target di wilayah Tel Aviv dan Haifa
Jakarta, IDN Times – Mantan Negosiator Nuklir Amerika Serikat (AS), Alan Eyre, menyatakan bahwa Iran tak punya pilihan dalam merespons serangan Israel. Teheran harus menimbulkan kehancuran besar bagi Israel untuk menyelamatkan mukanya di hadapan dunia.
”Namun seperti yang telah kita lihat, Israel dapat menanggung beban dari banyak hal itu, dan sangat tidak mungkin Iran dapat menyebabkan kerusakan yang cukup besar di dalam Israel untuk memberikan tekanan apa pun kepada Israel agar menghentikan pengeboman," kata Eyre, seperti dikutip Al Jazeera, Minggu (15/6/2025).
Iran bisa menggunakan opsi diplomasi, kata Eyre. Namun keterbatasan sekutu di komunitas internasional membuat jalan itu tak disarankan olehnya.
”Meskipun mereka memilikinya, Israel telah menunjukkan bahwa mereka sangat tidak mau mendengarkan pendapat internasional ketika mereka mengejar apa yang mereka anggap sebagai tujuan militer yang sah," tuturnya.
1. Jalan alternatif bagi Iran

Eyre mengatakan, untuk saat ini, jalan satu-satunya bagi Iran adalah terus melakukan serangan dan menimbulkan kerusakan maksimal di pihak Israel. Ketika Israel berhenti menyerang, maka Iran harus mulai menyusun strategi baru.
”Setelah Israel berhenti mengebom, cobalah untuk melakukan inventarisasi. Buatlah strategi pertahanan baru yang mungkin bisa mencakup percobaan untuk mendapatkan senjata nuklir, bukan hanya mempertahankan kemampuan untuk senjata nuklir. Dan itu sangat mengkhawatirkan," tambahnya.
Ia mengatakan bahwa Israel kini terus menjalankan serangan terhadap Iran sesuai dengan rencananya, tanpa ada hambatan sedikit pun.
”Israel mengikuti rencananya, tidak ada tekanan internasional yang efektif agar Israel berhenti, dan tampaknya untuk saat ini Israel akan terus mengejar target yang dianggapnya perlu ditangani di dalam Iran," imbuhnya.
2. Eyre kritik Trump, sebut Iran tak akan mau berunding soal nuklir

Merespons tanggapan Presiden AS, Donald Trump, soal keinginannya untuk melanjutkan perundingan nuklir dengan Iran, Eyre mengatakan hal tersebut tak akan terjadi.
“Jika pemikiran AS adalah membiarkan Israel melanjutkan serangan ini akan memberi tekanan lebih besar pada Iran dan mendapatkan kesepakatan yang lebih baik bagi AS, saya rasa itu sangat tidak mungkin,” katanya.
Trump sebelumnya memperingatkan Iran agar segera menyetujui perundingan nuklir. Ia mengatakan Iran tidak dapat diizinkan untuk memperkaya uranium, ketentuan yang tidak ingin diterima Iran.
“Iran harus membuat kesepakatan, sebelum tidak ada yang tersisa, dan menyelamatkan apa yang dulu dikenal sebagai Kekaisaran Iran. Tidak ada lagi kematian, tidak ada lagi kehancuran, LAKUKAN SAJA, SEBELUM TERLAMBAT," tulis Trump di laman Social Truth miliknya, yang dikutip oleh CBS News pada Sabtu.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, telah mengonfirmasi bahwa putaran berikutnya negosiasi nuklir Iran-AS, yang dijadwalkan pada Minggu di Oman, telah dibatalkan. Oman juga telah mengonfirmasi terkait hal tersebut.
3. Iran pastikan serangan balasannya menyakitkan bagi Israel

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, berjanji untuk membalas serangan Israel dengan serangan yang lebih besar. Pihaknya tidak akan membiarkan mereka menghindari konsekuensi atas kesalahan yang Israel lakukan.
”Jangan berasumsi bahwa mereka menyerang dan selesai. Tidak, mereka memulai tindakan dan memulai konflik,” kata Khamenei dalam pidatonya, dikutip dari Times of India.
Pada Sabtu malam, Iran meluncurkan rudal ke sejumlah target di wilayah Tel Aviv dan Haifa. Sedikitnya 10 orang yang tewas dalam serangan itu.
Iran mulai melancarkan serangan balasan sejak Jumat malam. Saat itu, Teheran meluncurkan lebih dari 100 rudal balistik ke wilayah Israel. Puluhan orang di Israel mengalami luka-luka sejak serangan itu.