Netanyahu Tolak Gencatan Senjata di Lebanon

- Perdana Menteri Israel menolak gencatan senjata sepihak dengan Lebanon.
- Netanyahu mendesak adanya zona penyangga di perbatasan agar Hizbullah tidak bisa menyusun kembali pasukannya.
- Hizbullah mengancam memperluas serangan rudalnya ke Israel sebagai respons terhadap pengeboman Israel di Lebanon.
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak gagasan senjata di Lebanon setelah kelompok Hizbullah mengancam akan memperluas serangan ke Israel.
Komentar Netanyahu ini muncul setelah Amerika Serikat (AS) meningkatkan tekanannya terhadap Tel Aviv agar menghentikan pengeboman di Lebanon dan Jalur Gaza.
“Saya menentang gencatan senjata sepihak, yang tidak mengubah situasi keamanan di Lebanon,” kata Netanyahu, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (16/10/2024).
1. Harus ada zona penyangga di sepanjang perbatasan

Selain itu, Netanyahu bersikeras harus ada zona penyangga di sepanjang perbatasan Israel dengan Lebanon di mana tidak ada lagi kehadiran pejuang Hizbullah.
Netanyahu disebut tidak akan menyetujui pengaturan apa pun kecuali ada zona penyangga di perbatasan agar Hizbullah tidak bisa menyusun kembali pasukannya.
2. Hizbullah minta gencatan senjata

Sementara itu, Wakil Pemimpin Hizbullah, Naim Qassem menyatakan satu-satunya solusi dengan Israel adalah gencatan senjata. Namun Hizbullah juga mengancam akan memperluas cakupan serangan rudalnya ke Israel.
“Karena Israel menargetkan seluruh Lebanon, kami berhak memiliki posisi defensif untuk menargetkan tempat mana pun di Israel,” ucap dia.
3. Saling balas roket antara Israel dan Hizbullah

Dalam pertempuran antara Israel dan Hizbullah, terjadi saling berbalas roket dan rudal. Hizbullah sempat meluncurkan rentetan roket ke Kota Haifa di Israel utara dan menargetkan pangkalan militer Israel.
Sebaliknya, Israel mengebom beberapa daerah di Lebanon selatan dan timur sejak kemarin, termasuk di Lembah Bekaa.