Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Norwegia Tidak Akan Keluar dari Perjanjian Larangan Ranjau

Ilustrasi bendera Norwegia. (Maarten Heerlien from Voorschoten, The Netherlands, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Norwegia memastikan bahwa negaranya tidak akan meninggalkan Konvensi Ottawa soal penggunaan ranjau. Oslo mengaku tidak akan mengikuti negara tetangganya yang berniat meninggalkan perjanjian tersebut. 

Sehari sebelumnya, Finlandia mengumumkan rencana menarik diri dari Konvensi Ottawa. Negara Skandinavia itu juga berniat meningkatkan anggaran pertahanannya dan berkontribusi lebih besar pada pertahanan Eropa. 

Tak hanya Finlandia, beberapa negara Eropa, seperti Polandia, Latvia, Lithuania, dan Estonia sudah menyatakan niat menarik diri dari Konvensi Ottawa. Langkah ini didorong ancaman agresi Rusia di negaranya. 

1. Klaim tidak akan mengurangi kapasitas pertahanan Norwegia

Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Barth Eide, mengatakan bahwa Norwegia mungkin akan menjadi negara di perbatasan Rusia yang masih melarang penggunaan ranjau. 

"Norwegia mungkin akan menjadi satu-satunya negara Eropa di perbatasan Rusia yang tidak memperbolehkan penggunaan ranjau. Meski terdapat ancaman, kami pun tidak berniat mengubah pandangan kami," tuturnya, dikutip BNN.

Ia menambahkan bahwa Norwegia akan tetap melanjutkan kebijakannya soal ladang ranjau. Ia mengklaim larangan ini tidak akan melemahkan pertahanan Norwegia karena pertahananya didukung teknologi modern. 

"Kami memiliki sistem pertahanan yang sangat modern dan berkemampuan tinggi. Kami sudah mendapatkan senjata paling mutakhir yang dapat menyerang lewat darat, laut, udara," tambahnya. 

2. Kritisi rencana Finlandia keluar dari Konvensi Ottawa

Eide mengkritisi Finlandia atas rencana penarikan dari Konvensi Ottawa 1997. Ia pun menyesali keputusan Helsinki yang tidak mengutamakan masalah kemanusiaan imbas ranjau. 

"Keputusan yang dibuat oleh Finlandia adalah sesuatu yang kami sesalkan. Jika kami melemahkan komitmen kami, ini akan mempermudah negara lain untuk meninggalkan komitmennya dan kembali menggunakan ranjau. Ini akan mengurangi stigma," terangnya, dilansir dari Politico

Konvensi Ottawa 1997 sudah mendapat tekanan hebat karena perang Rusia-Ukraina. Negara-negara di perbatasan Rusia sudah mengupayakan pencegahan agresi Rusia dengan kembali menggunakan ranjau. 

3. Desak alokasi dana pensiun untuk pertahanan Norwegia

Pekan lalu, Partai Konservatif Norwegia meminta pemerintah mencabut larangan penggunaan Dana Pensiun Global Pemerintah Norwegia untuk dialokasikan kepada pertahanan Norwegia. 

Melansir CNBC, dana tersebut dilarang dialokasikan untuk persenjataan dan komponen senjata nuklir sejak awal 2000-an. Selain itu, dana itu dilarang dialokasikan untuk investasi produksi munisi, ranjau, tembakau, dan lainnya. 

"Kami sedang menghadapi krisis keamanan terbesar sejak Perang Dunia II. Ini adalah kebutuhan mendesak untuk menginvestasikan di industri pertahanan Barat dalam mempertahankan keamanan Norwegia dan sekutu kita semua," terangnya.

Norwegia termasuk salah satu pendiri NATO, tapi tidak tergabung dalam Uni Eropa. Meski begitu, Norwegia masuk dalam anggota Wilayah Ekonomi Eropa dan bekerja sama baik dengan negara-negara Eropa lainnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us