Oposisi Serbia Lempar Granat di Gedung Parlemen

Jakarta, IDN Times - Kericuhan kembali terjadi dalam sesi rapat parlemen Serbia, pada Selasa (4/3/2025). Pemicunya adalah pelemparan granat asap oleh seorang anggota parlemen oposisi sebagai protes menyusul insiden robohnya atap stasiun di Novi Sad.
Pada November 2024, anggota parlemen dari partai penguasa dan oposisi terlibat adu jotos. Perkelahian ini didorong penolakan Partai Progresif Serbia (SNS) atas pemungutan suara mosi tidak percaya terkait peristiwa yang menewaskan 15 orang tersebut.
1. Oposisi tolak rencana RUU baru dari partai penguasa
Insiden berawal dari perdebatan soal rencana partai penguasa untuk mengadakan sesi rapat soal agenda Rancangan Undang-Undang (RUU) baru. Saat situasi semakin memanas, seseorang melemparkan granat asap di tengah ruang sidang.
Granat dilempar untuk menolak rencana partai penguasa untuk mengajukan RUU baru. Mereka merasa partai penguasa tidak lagi memiliki hak menyusul serangkaian insiden di Serbia.
"Kami percaya bahwa hanya satu hal yang dapat menjadi agenda saat ini, yakni pemenuhan seluruh tuntutan dari mahasiswa," terang Radomir Lazovic, salah satu anggota parlemen dari Partai Hijau, dilansir Balkan Insight.
Berada di tengah kekacauan, Juru Bicara Parlemen Serbia, Ana Brnabic mengungkapkan bahwa tiga anggota partai penguasa mengalami luka-luka. Namun, ia mengklaim bahwa jam kerja tidak akan terganggu.
2. Vucic sebut pelaku pelemparan granat akan dihukum
Menteri Dalam Negeri Serbia, Ivica Dacid, mengungkapkan bahwa semua orang yang terbukti melemparkan granat asap di dalam gedung parlemen akan mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Semua orang yang terlibat dalam insiden ini akan menerima ganjaran. Imunitas yang dimiliki anggota parlemen tidak akan melindunginya. Kami tidak akan menoleransi kekerasan dan setiap individu harus menyadari tindakan dan konsekuensi yang dibawanya," tuturnya, dikutip N1.
Sementara itu, Presiden Serbia Aleksandar Vucic menyebut bahwa insiden ini menunjukkan sikap dari pelaku perundungan dan berandalan.
"Kami menuntut akuntabilitas dan jeratan hukum kepada seluruh pelaku. Saya menunggu untuk melihat apa yang akan dilakukan jaksa dan bagaimana mereka akan bereaksi jika kejadian ini berlaku sebaliknya," terangnya.
3. Mahasiswa kembali adakan demonstrasi akbar di Nis
Pekan lalu, ribuan warga ikut dalam demonstrasi di Nis untuk memperingati 4 bulan insiden kolapsnya kanopi stasiun Novi Sad. Demonstrasi yang diinisiasi oleh mahasiswa tersebut disambut baik oleh warga sekitar.
"Di setiap lokasi yang kami lewati, warga menyambut kami dengan tangan terbuka. Mereka menyatakan dukungan kepada kami dan membawakan makanan. Saya berharap kami dapat berprogres. Meski itu hanya berdampak kecil pada kami," tutur Kosta, seorang mahasiswa dari Belgrade.
Peristiwa di Novi Sad telah menimbulkan kemarahan dari publik Serbia. Mereka menduga insiden ini ditimbulkan oleh kurangnya transparansi dari pemerintah yang menangani proyek infrastruktur ini.
Protes besar-besaran yang terjadi membuat tantangan besar bagi pemerintahan Presiden Serbia, Aleksandar Vucic. Puncaknya, mantan Perdana Menteri Serbia Milos Vucevic memutuskan untuk mundur dari jabatannya.