Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Presiden Serbia akan Tetapkan Pemilu Awal Usai PM Resign

Aleksandar Vučić pada 2019 (Duma.gov.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Presiden Serbia instruksikan pemilu parlemen lebih awal setelah PM Milos Vucevic mundur dari jabatannya.
  • Situasi politik di Serbia panas akibat demonstrasi anti-korupsi dan robohnya atap stasiun Novi Sad.
  • Puluh ribuan warga Serbia ikut dalam demonstrasi menuntut perubahan sistem pemerintahan yang disebut korup.

Jakarta, IDN Times - Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, pada Rabu (29/1/2025), menginstruksikan rencana pemilihan umum (pemilu) parlemen lebih awal setelah Perdana Menteri (PM) Serbia, Milos Vucevic memutuskan mundur dari jabatannya.

Beberapa bulan terakhir, situasi politik di Serbia masih panas imbas rentetan demonstrasi anti-koripsi dan menutut aksi pemerintah atas robohnya atap stasiun Novi Sad. Sementara, Vucevic disebut ikut bertanggung jawab karena pernah menjadi wali kota Novi Sad. 

1. Akan menentukan pembentukan pemerintahan baru atau pemilu lebih awal

Vucic mengatakan bahwa dalam 10 hari ke depan akan ditentukan pembentukan pemerintahan baru di Serbia atau mengadakan pemilu parlemen lebih awal. 

"Dalam 10 hari ke depan, kami akan memberikan keputusan apakah kami akan mengadakan pemilu parlemen lebih awal atau kami akan bergabung dengan pemerintahan baru. Kami, sebagai bagian dari Partai Progresif Serbia (SNS) masih belum memiliki kandidat untuk posisi perdana menteri," tuturnya, dikutip RFE/RL.

Sementara itu, Vucic sudah menyetujui mundurnya Vucevic dari jabatannya. Ia mengklaim bahwa mantan PM Serbia tersebut sudah menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak berbuat salah. 

Sesuai dalam Konstitusi Serbia, jika parlemen gagal membentuk pemerintahan baru dalam kurun waktu 30 hari setelah perdana menteri mundur, maka presiden berhak membubarkan anggota parlemen dan menjadwalkan pemilu lebih awal. 

2. Vucevic menjadi pejabat ketiga yang mundur usai insiden Novi Sad

Miloš Vučević mengunjungi Staf Umum Angkatan Bersenjata Serbia disambut oleh Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Serbia, Jenderal Milan Mojsilović pada 31 October 2022 ( Serbian Army, CC BY 3.0 RS, via Wikimedia Commons)

Pada Selasa (28/1/2025), PM Vucevic menyatakan mundur dari jabatannya di tengah rentetan demonstrasi akbar di seluruh Serbia. Ia menjadi menteri ketiga yang mundur setelah peristiwa robohnya atap stasiun Novi Sad. 

"Saya pikir sesuai kebijakan yang saya tetapkan dan partai yang sayap pimpin harus menunjukkan tanggung jawab besar dan menunjukkan bahwa mereka yang paling bertanggung jawab. Maka dari itu, pada malam di Novi Sad ini, saya memutuskan mundur dari posisi saya sebagai perdana menteri," tuturnya. 

Pada saat yang sama, Vucevic mengecam serangan terhadap lima mahasiswa di Novi Sad pada Senin (27/1/2025) malam yang mengakibatkan seorang mahasiswa harus dilarikan ke rumah sakit. Menurut keterangan dari mahasiswa, serangan tersebut berasal dari bangunan milik Partai SNS. 

Selain Vucevic, Wali Kota Novi Sad Milan Djuric juga menyatakan mundur dari jabatannya untuk menunjukkan sebuah tanggung jawab atas insiden pada November lalu. 

3. Ribuan warga Serbia ikut dalam demonstrasi abar di seluruh negeri

Sejak akhir pekan lalu, puluhan ribu warga Serbia dari berbagai profesi dan lapisan masyarakat ikut dalam demonstrasi akbar yang diinisiasi mahasiswa di ibu kota Belgrade. Mereka menutut adanya perubahan sistem pemerintahan di Serbia yang disebut korup.

Salah satu mahasiswa bernama Andrea Tijanic mengatakan bahwa semua demonstran bersatu dan menolak pemerasan dan uang. Ia menyebut, suara dari rakyat tidak dapat dibeli dan di atas segalanya.

"Masih banyak orang yang diperas, tapi lebih banyak lagi dari mereka yang berada di pihak yang benar. Anda dapat melihat seberapa banyak orang yang mogok kerja dan ikut dalam demonstrasi ini. Ini luar biasa melihat bagaimana semua setuju bahwa sesuatu harus dilakukan hari ini," tuturnya, dikutip Balkan Insight.

Demonstran lain, bernama Matija membawa semua papan yang bergambar sebuah tangan berdarah. Ia menyebut, tangan tersebut melambangkan pejabat korup dalam pemerintahan Serbia saat ini yang mengakibatkan tewasnya 15 orang di Novi Sad.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us