Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pakistan Tuding 2 Warga Afghanistan Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri

Pakistan Tuding 2 Warga Afghanistan Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri
Potret perbatasan Pakistan (pixabay.com/Public Domain Pictures)
Intinya sih...
  • Serangan bom bunuh diri di Islamabad dan South Waziristan oleh warga Afghanistan meningkatkan kekhawatiran keamanan nasional Pakistan.
  • Parlemen Pakistan meloloskan amandemen kontroversial yang memberikan imunitas seumur hidup bagi kepala staf Angkatan Darat, memicu kritik keras dari oposisi.
  • Ketegangan antara Pakistan dan Afghanistan mencapai titik paling rapuh dalam beberapa tahun terakhir, dengan ancaman serangan militer yang lebih agresif dari Pakistan sebagai respons atas meningkatnya serangan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri Pakistan Mohsin Naqvi mengungkapkan, dua pelaku bom bunuh diri yang menyerang Pakistan dalam sepekan terakhir merupakan warga negara Afghanistan. Pernyataan ini ia sampaikan dalam sidang parlemen pada Kamis, yang disiarkan langsung di televisi nasional.

Pernyataan Naqvi muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran publik terkait serangkaian serangan mematikan yang kembali mengguncang keamanan nasional Pakistan. Ia mengatakan, hasil investigasi menunjukkan kedua pelaku memiliki identitas Afghanistan dan masuk ke Pakistan melalui jalur-jalur yang dia sebut sebagai area sensitif.

“Kedua pelaku adalah warga negara Afghanistan,” kata Naqvi, dilansir dari Al Jazeera, Jumat (14/11/2025).

Ia juga menegaskan bahwa pemerintah telah melakukan sejumlah penangkapan sebagai bagian dari operasi keamanan besar-besaran.

Pada Rabu (12/11), sedikitnya 12 orang tewas dan lebih dari 30 lainnya luka-luka ketika seorang bom bunuh diri meledakkan dirinya di gerbang kompleks pengadilan Islamabad District Judicial Complex. Beberapa korban dilaporkan dalam kondisi kritis.

Otoritas Counter-Terrorism Department (CTD) Punjab mengumumkan tujuh tersangka telah ditahan terkait ledakan tersebut. Mereka ditangkap dalam operasi di daerah Fauji Colony dan Dhoke Kashmirian, Rawalpindi, serta penggerebekan tambahan di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa (KP).

1. Serangan kedua guncang Waziristan

Serangan bunuh diri lainnya terjadi pada Senin di sebuah sekolah kadet di South Waziristan, KP, dekat perbatasan Afghanistan. Sebuah kendaraan bermuatan bahan peledak menabrak gerbang utama Cadet College sebelum meledak. Dua penyerang tewas di lokasi, sementara tiga lainnya berhasil masuk ke dalam area kampus.

Polisi menyebut para penyerang telah mempersiapkan serangan kompleks yang melibatkan beberapa titik ledakan. Insiden ini menambah tekanan pada aparat keamanan di wilayah yang selama ini dianggap sebagai titik rawan infiltrasi kelompok militan.

Hubungan Pakistan dan Afghanistan memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Islamabad menuduh kelompok bersenjata yang bermarkas di Afghanistan melakukan serangan ke wilayah Pakistan. Kabul menolak klaim tersebut dan menegaskan tidak memberi perlindungan kepada kelompok bersenjata.

Dalam insiden-insiden perbatasan bulan lalu, puluhan tentara dari kedua negara tewas, disertai korban sipil di beberapa titik. Ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kedua negara berpotensi menuju eskalasi lebih besar.

Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif pada Selasa memperingatkan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan opsi melakukan serangan ke dalam wilayah Afghanistan. Ia menegaskan Pakistan “dalam keadaan perang” setelah serangkaian serangan pekan ini.

“Siapa pun yang mengira bahwa perang ini hanya terjadi di wilayah perbatasan Pakistan–Afghanistan atau area terpencil Balochistan, harus menjadikan serangan bom bunuh diri di pengadilan Islamabad hari ini sebagai peringatan,” kata Asif.

2. Parlemen Pakistan sahkan amandemen kontroversial

Di tengah ketegangan keamanan yang meningkat, parlemen Pakistan pada Kamis meloloskan amandemen konstitusi besar-besaran yang memberikan imunitas seumur hidup bagi kepala staf Angkatan Darat. Langkah ini segera memicu kritik keras dari oposisi dan para pengamat demokrasi.

Amandemen ke-27 itu disahkan mayoritas dua pertiga dan memperkuat posisi militer dalam struktur negara. Selain memberi kekebalan hukum seumur hidup, aturan baru ini membentuk jabatan chief of defence forces yang mengonsolidasikan kendali atas angkatan darat, udara, dan laut.

Jenderal Asim Munir, yang baru-baru ini dipromosikan menjadi field marshal setelah konflik dengan India pada Mei, kini memiliki kewenangan yang lebih besar di bawah perubahan ini.

Amandemen tersebut memastikan bahwa para perwira berpangkat tertinggi—field marshal, marshal of the air force, atau admiral of the fleet—tetap menyandang jabatan, seragam, dan hak-hak istimewa untuk seumur hidup.

Amandemen itu juga melarang pengadilan mempertanyakan perubahan konstitusi “dengan alasan apa pun”, sebuah pasal yang menuai kekhawatiran terkait transparansi dan akuntabilitas kekuasaan negara.

Oposisi menilai amandemen tersebut semakin memperluas dominasi militer dalam politik Pakistan, yang sudah berlangsung selama puluhan tahun. Namun pemerintah menyatakan perubahan ini diperlukan untuk memastikan stabilitas dan efektivitas struktur pertahanan nasional.

3. Ketegangan Pakistan-Afghanistan makin tinggi

Ketegangan antara Pakistan dan Afghanistan telah mencapai titik paling rapuh dalam beberapa tahun terakhir. Serangkaian pertempuran perbatasan pada bulan lalu menewaskan puluhan tentara dari kedua negara, serta menyebabkan korban sipil.

Islamabad berulang kali menuduh kelompok bersenjata memanfaatkan wilayah Afghanistan sebagai tempat berlindung sebelum menyerang Pakistan. Pemerintah Taliban Afghanistan menolak tuduhan itu dan menegaskan tidak ada kelompok yang diberi ruang untuk menyerang negara tetangga.

Situasi semakin genting setelah insiden bom bunuh diri di Islamabad, yang menurut Islamabad menjadi bukti bahwa ancaman tersebut tak lagi terbatas pada kawasan perbatasan. Ini mendorong Pakistan mempertimbangkan langkah militer yang lebih agresif.

Pada Selasa, Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif memperingatkan bahwa pemerintah mungkin akan melancarkan serangan ke wilayah Afghanistan sebagai respons atas meningkatnya serangan. “Kita berada dalam keadaan perang,” katanya.

“Siapa pun yang mengira bahwa perang ini hanya terjadi di perbatasan Pakistan–Afghanistan atau area terpencil Balochistan harus menjadikan serangan bom bunuh diri di pengadilan Islamabad sebagai peringatan,” tegasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Delvia Y Oktaviani
Dwi Agustiar
Delvia Y Oktaviani
EditorDelvia Y Oktaviani
Follow Us

Latest in News

See More

Daftar 37 Nama Polisi Aktif yang Duduki Jabatan Sipil, Ada Komjen Setyo di KPK

14 Nov 2025, 22:29 WIBNews