Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pakistan Tutup Wilayah Udara untuk Maskapai India, Kenapa?

Ilustrasi Bendera Pakistan (freepik.com/user5742774)
Ilustrasi Bendera Pakistan (freepik.com/user5742774)
Intinya sih...
  • Pakistan menutup wilayah udara bagi maskapai India dan menyebut penangguhan perjanjian air India sebagai tindakan perang.
  • Penutupan wilayah udara akan mengganggu rute penerbangan India, memaksa maskapai mencari jalur alternatif yang lebih mahal.
  • India menuding Pakistan terlibat dalam serangan teroris di Kashmir, memicu eskalasi konflik bilateral yang memburuk.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pakistan mengambil langkah tegas dengan menutup wilayah udara bagi maskapai India dan mengeluarkan peringatan keras terkait pelanggaran Perjanjian Air Indus, menyusul ketegangan bilateral yang memuncak. Keputusan ini diumumkan pada Kamis (24/4/2025), setelah India menyatakan menangguhkan perjanjian air yang telah berlangsung selama enam dekade. Langkah ini dipicu oleh serangan teroris di Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan 26 orang.

Serangan di Pahalgam pada Selasa (22/4/2025) menjadi pemicu eskalasi konflik antara kedua negara. India menuding Pakistan terlibat dalam aksi teror tersebut, yang merupakan serangan terburuk terhadap warga sipil di Kashmir dalam dua dekade terakhir. Sebagai respons, India tidak hanya menangguhkan Perjanjian Air Indus, tetapi juga menutup pos perbatasan Attari-Wagah dan mengusir diplomat Pakistan.

Pakistan, melalui Komite Keamanan Nasional yang dipimpin Perdana Menteri Shehbaz Sharif, menolak tuduhan India dan menyebut langkah penangguhan perjanjian air sebagai tindakan perang air. Islamabad juga menghentikan perdagangan dengan India dan membatalkan visa bagi warga India, menandakan memburuknya hubungan kedua negara bersenjata nuklir ini.

1. Penutupan wilayah udara untuk maskapai India

Pakistan mengumumkan penutupan wilayah udara bagi semua maskapai penerbangan yang dimiliki atau dioperasikan oleh India. Keputusan ini diambil setelah rapat Komite Keamanan Nasional di Islamabad, yang mengevaluasi respons terhadap langkah India menangguhkan Perjanjian Air Indus.

Penutupan ini diperkirakan akan mengganggu rute penerbangan India, memaksa maskapai seperti Air India dan IndiGo mencari jalur alternatif yang lebih panjang dan mahal. Menteri Daya Pakistan, Awais Lekhari, menyebut tindakan India sebagai tindakan pengecut dan ilegal yang merugikan 240 juta rakyat Pakistan yang bergantung pada air dari sungai-sungai dalam perjanjian tersebut.

“Penutupan wilayah udara adalah langkah awal untuk menunjukkan bahwa kami tidak akan tinggal diam,” kata Lekhari, dikutip dari Reuters.

Langkah ini juga menggemakan ketegangan serupa pada 2019, ketika kedua negara saling menutup wilayah udara setelah krisis Pulwama-Balakot.

2. Peringatan keras soal Perjanjian Air Indus

Pakistan menyatakan bahwa setiap upaya India untuk menghentikan atau mengalihkan aliran air yang diatur dalam Perjanjian Air Indus akan dianggap sebagai tindakan perang.

Perjanjian tahun 1960, yang dimediasi oleh Bank Dunia, mengatur pembagian air dari Sungai Indus dan anak sungainya, memberikan hak atas Sungai Indus, Jhelum, dan Chenab kepada Pakistan, sementara India mengelola Sungai Sutlej, Beas, dan Ravi. Penangguhan oleh India pada Rabu (23/4/2025) dianggap Pakistan sebagai pelanggaran serius.

“Air adalah kepentingan nasional vital bagi Pakistan, dan kami akan mempertahankannya dengan segala cara,” ungkap pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Pakistan, dilansir dari The Hindu.

Pakistan menolak penangguhan sepihak ini, dengan alasan perjanjian tersebut tidak memiliki klausul untuk penghentian sepihak. Langkah ini berpotensi memengaruhi sektor pertanian Pakistan, yang sangat bergantung pada aliran air dari sungai-sungai tersebut.

3. Eskalasi diplomatik dan dampak jangka panjang

Selain menutup wilayah udara dan mengeluarkan peringatan soal air, Pakistan juga mengusir diplomat India dari Islamabad dan menangguhkan semua perjanjian bilateral, termasuk Perjanjian Simla 1972.

Langkah ini merupakan respons terhadap tindakan serupa India, yang mengusir personel militer Pakistan dari New Delhi dan membatalkan visa warga Pakistan. Penutupan pos perbatasan Wagah juga menghentikan perdagangan terbatas antara kedua negara.

“Hubungan bilateral kini berada di titik terendah sejak krisis Pulwama 2019,” kata pengamat diplomatik di surat kabar Dawn, dikutip dari News18.

Penangguhan Perjanjian Air Indus berisiko memicu sengketa air jangka panjang, sementara penurunan hubungan diplomatik dapat mempersulit upaya de-eskalasi di masa depan. Dengan kedua negara memiliki senjata nuklir, komunitas internasional mengamati situasi ini dengan cermat, khawatir akan potensi konflik yang lebih luas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us