Paus Fransiskus: Cukup, Saya Sedih atas Derita Rakyat Palestina

Jakarta, IDN Times – Paus Fransiskus mendesak gencatan senjata di Jalur Gaza segera diwujudkan. Ia mengaku tidak tahan melihat kondisi kritis yang dialami oleh warga Palestina.
“Tolong, cukup. Dalam hati, saya sedih atas penderitaan rakyat Palestina dan Israel,” kata Paus dalam pesan Angelus mingguannya, Minggu (3/3/2024) dilansir Anadolu.
Perang Israel dan Palestina kini sudah berlansung selama lebih dari tiga bulan. Jutaan warga Gaza mengalami krisis kemanusiaan, di mana akses kebutuhan dasar sangat sulit untuk dipenuhi.
1. Paus desak gencatan senjata

Paus kemudian mendesak untuk segera dilakukan gencatan senjata kedua pihak yang bertikai. Dia mengatakan, kehancuran yang sangat besar menyebabkan penderitaan dan mempunyai konsekuensi yang mengerikan bagi kelompok kecil dan tidak berdaya.
“Benarkah ini rencana kita untuk membangun dunia yang lebih baik? Berhenti, cukup,” tambahnya.
Dia juga menegaskan kembali keinginannya untuk pembebasan sandera dan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
2. Akses bantuan ke Gaza sangat sulit

Bantuan kemanusiaan yang disalurkan ke Gaza kian mengalami hambatan. Salah satunya adalah resiko penembakan oleh pasukan Israel terhadap konvoi bantuan yang masuk.
Pada Kamis lalu, pasukan Israel menembak secara membabi buta ke arah warga Palestina yang sedang menunggu bantuan dari lembaga kemanusiaan. Insiden itu membuat ratusan warga Palestina tewas dan melukai ribuan lainnya.
Pada Minggu, pimpinan World Food Programme (WFP) berencana akan kembali menyalurkan bantuan untuk Gaza. Penyaluran ini tertunda beberapa hari lalu usai insiden pada Kamis sebelumnya.
Beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Yordania telah mengirimkan bantuan melalui jalur udara. Sementara WFP mengatakan langkah tersebut kurang efektif. Badan itu kemudian menyerukan pembukaan akses melalui jalur utara agar pengiriman bantuan lebih mudah dilakukan.
3. Jumlah korban di Gaza terus bertambah

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas yang dipimpin oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan hampir 1.200 orang.
Setidaknya 30.410 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza, dan 71.700 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok sebagaimana dilaporkan Middle East Eye.
Israel juga telah memberlakukan blokade yang melumpuhkan di Gaza, menyebabkan penduduknya, terutama penduduk di wilayah utara berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.