Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB: Penyetopan Dana ke UNRWA Dapat Melanggar Konvensi Genosida

ilustrasi truk bantuan ke Gaza (twitter.com/@UNRWA)

Jakarta, IDN Times - Seorang pakar PBB pada Minggu (28/1/2024) mengatakan, keputusan negara-negara Barat menghentikan pendanaan terhadap badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) merupakan pelanggaran terhadap perintah Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkan penyaluran bantuan secara efektif di Gaza. Selain itu, tindakan tersebut juga dinilai melanggar konvensi genosida internasional.

“Hal ini akan memerlukan tanggung jawab hukum – atau kehancuran sistem hukum (internasional),” kata pelapor khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese, dalam pernyataan di media sosial X.

Sejumlah negara donator, termasuk Australia, Inggris, Finlandia, Jerman dan Italia, pada Sabtu (27/1/2024) mengikuti langkah Amerika Serikat (AS) untuk menangguhkan pendanaan terhadap UNRWA.

Hal ini terjadi setelah Israel menuduh beberapa anggota staf badan PBB terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober. Tuduhan Israel itu didasarkan pada pengakuan yang diperoleh selama interogasi dan belum diselidiki secara independen. 

Menanggapi klaim tersebut, UNRWA telah memecat beberapa stafnya dan berjanji melakukan penyelidikan secara menyeluruh. Namun, Israel bersikeras bahwa mereka akan menghentikan operasi badan tersebut di Gaza setelah perang berakhir.

1. Penyetopan dana ke UNRWA memberikan hukuman kolektif kepada jutaan warga Palestina

Perselisihan antara Israel dan UNRWA terjadi setelah ICJ pada Jumat (26/1/2024) memutuskan bahwa Israel harus mencegah kemungkinan tindakan genosida dalam perang di Gaza, dan mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke sana.

Albanese, yang merupakan pakar independen yang ditunjuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB, menyoroti waktu keputusan penghentian dana tersebut.

“Sehari setelah ICJ menyimpulkan bahwa Israel masuk akal melakukan genosida di Gaza, beberapa negara memutuskan untuk mencairkan dana UNRWA,” katanya dalam unggahan terpisah di X.

Menurutnya, dengan melakukan hal tersebut, negara-negara Barat telah secara kolektif menghukum jutaan warga Palestina pada saat yang paling kritis. Mereka juga kemungkinan besar telah melanggar kewajiban berdasarkan Konvensi Genosida.

Otoritas kesehatan Palestina mengatakan bahwa operasi militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 26 ribu orang, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 64 ribu lainnya. Pemboman dan invasi darat juga telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza, dan memaksa hampir 85 persen penduduknya mengungsi.

Perang tersebut dimulai ketika kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan lintas batas ke Israel selatan pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.140 orang dan membuat sekitar 250 lainnya disandera, menurut perhitungan Tel Aviv.

2. Sekjen PBB minta donatur tetap mendukung operasi bantuan di Gaza

Ketua UNRWA Philippe Lazzarini mengaku terkejut dengan keputusan penghentian pendanaan di tengah kelaparan yang terjadi di Gaza.

Ia menjelaskan bahwa badan tersebut, dengan 13 ribu karyawannya di Gaza, adalah organisasi utama yang membantu penduduk Gaza di tengah bencana kemanusiaan. Hampir seluruh penduduk di wilayah tersebut kini bergantung pada UNRWA untuk kelangsungan hidup mereka, termasuk makanan dan tempat tinggal.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Minggu juga telah mendesak negara-negara donatur untuk terus mendukung badan PBB yang menjalankan operasi bantuan di Gaza.

“Kebutuhan mendesak dari masyarakat yang putus asa yang mereka layani harus dipenuhi,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa pegawai PBB yang terlibat dalam aksi teror akan dimintai pertanggungjawaban, namun puluhan ribu pria dan perempuan lainnya yang bekerja untuk UNRWA tidak boleh ikut dihukum.

3. UNRWA hanya punya waktu beberapa minggu sebelum kehabisan dana

Chriss Gunness, mantan juru bicara UNRWA, mengatakan bahwa badan PBB tersebut hanya punya waktu beberapa minggu sebelum mereka kehabisan dana untuk bantuan penting guna menyelamatkan nyawa warga Palestina di Gaza.

“Pesan saya kepada dunia Arab, khususnya negara-negara Teluk, di mana Anda berada? Karena mereka menghasilkan miliaran dolar setiap hari dari pendapatan minyak. Sebagian kecil dari pendapatan minyak tersebut akan membuat masalah keuangan UNRWA hilang dalam sekejap. Kesenjangan yang tidak masuk akal yang ditimbulkan oleh negara-negara Barat ini akan segera terisi,” kata Gunness kepada Al Jazeera.

“Beberapa orang yang paling putus asa di Timur Tengah kini menghadapi kelaparan, dan negara-negara Arab perlu mengambil tindakan untuk mengatasi hal ini," tambahnya.

Sementara itu, Israel terus menggempur bagian tengah dan selatan Khan Younis. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 174 warga di sana telah terbunuh dalam 24 jam terakhir.

Rumah Sakit Nasser, fasilitas kesehatan terbesar di Gaza selatan, telah dikepung Israel selama lima hari terakhir dan berada di ambang kehancuran. Dokter di rumah sakit tersebut memperingatkan bahwa rumah sakit itu tidak akan dapat berfungsi lebih lama lagi karena kurangnya pasokan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us