PBB Serukan Gencatan Senjata di Sudan selama Ramadan

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan kepada pihak bertikai di Sudan untuk melakukan gencatan senjata selama Ramadan. Pada Kamis (7/3/2024), dia memperingatkan bahwa krisis kemanusian di negara itu mencapai proporsi yang sangat besar.
Wakil Duta Besar Inggris, James Kariuki, mengumumkan rancangan resolusi Dewan yang menyerukan gencatan senjata sebelum Ramadan. Dia mendesak semua pihak untuk mengizinkan akses kemanusiaan lintas batas tanpa hambatan.
Perang di Sudan terjadi sejak April tahun lalu. Militer pemerintah dipimpin Jenderal Abdel Fattah Burhan bertempur melawan pasukan paramiliter RSF pimpinan Mohamed Hamdan Dagalo. Puluhan ribu orang tewas dan jutaan orang mengungsi.
1. Menghormati nilai-nilai Ramadan

Perang saudara Sudan telah menghancurkan infrastruktur dan melumpuhkan perekonomian negara tersebut. Lebih dari 8 juta orang terpaksa mengungsi, ditambah 2 juta orang melarikan diri sebelum konflik pecah.
"Tinggal beberapa hari lagi, bulan suci Ramadan akan dimulai. Jadi dari ruangan ini hari ini, saya mengajukan permohonan. Saya menyerukan kepada semua pihak di Sudan untuk menghormati nilai-nilai Ramadan dengan menghormati penghentian permusuhan di bulan Ramadan," kata Guterres dikutip dari Barron's.
Sudan saat ini menjadi tempat pengungsian terbesar di dunia. Badan pangan dunia PBB (WFP) telah memperingatkan ancaman kelaparan meluas di negara tersebut. Ini karena konvoi bantuan kemanusiaan diblokir.
2. Situasi kemanusiaan di Sudan memburuk
Utusan Sudan untuk PBB mengatakan, Burhan menyambut baik seruan gencatan senjata. Tapi belum ada pernyataan langsung dari Dagalo.
Dilansir Associated Press, rancangan resolusi gencatan senjata mengungkap kekhawatiran besar atas memburuknya situasi kemanusiaan. Ini termasuk tingkat krisis kerawanan pangan yang akut, khususnya di Darfur.
"Semua perkembangan berbahaya ini semakin memicu fragmentasi negara yang lebih serius, semakin mendalamnya ketegangan intra-dan antar-komunal, dan semakin banyak kekerasan etnis," jelas Guterres.
"Penghentian permusuhan di bulan Ramadan dapat membantu membendung penderitaan dan membuka jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan," tambahnya.
3. Rancangan resolusi gencatan senjata dari Inggris
Pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai Sudan digelar untuk mendiskusikan masalah di negara itu. Ada kekhawatiran terjadi perluasan permusuhan di berbagai wilayah.
Dilansir VOA News, Inggris yang bertanggung jawab masalah Sudan di Dewan Keamanan telah merancang resolusi seruan gencatan senjata.
"Situasi di Sudan memerlukan tanggapan yang kuat dari dewan ini dan peningkatan perhatian dari komunitas internasional," kata Kariuki.
"Menjelang bulan suci Ramadan, kami menggemakan seruan Sekretaris Jenderal untuk segera melakukan gencatan senjata dan mendesak semua pihak untuk mengizinkan akses lintas batas tanpa hambatan," tambahnya.