Pelaku Penikaman Maut di Sekolah China Mantan Siswa yang Gagal Ujian

- Tersangka mantan siswa sekolah kejuruan ditangkap karena menikam delapan orang hingga tewas di Wuxi, China.
- Polisi menyatakan tersangka gagal ujian dan tidak puas dengan kompensasi magangnya sebagai motif penyerangan.
- China telah menyaksikan sejumlah serangan yang menargetkan anggota masyarakat secara acak, termasuk insiden penikaman di Shanghai dan Zhuhai.
Jakarta, IDN Times - Polisi telah menangkap tersangka penikaman di sebuah sekolah kejuruan di kota Wuxi, China timur, yang menewaskan delapan orang pada Sabtu (16/11/2024). Tersangka, yang merupakan mantan siswa di sekolah tersebut, telah ditangkap di lokasi kejadian dan mengakui perbuatannya. Pria itu diketahui berusia 21 tahun dan bermarga Xu.
Polisi menyatakan bahwa serangan itu terjadi di Institut Seni dan Teknologi Kejuruan Wuxi di kabupaten Yixing sekitar pukul 18:30 waktu setempat. Selain delapan korban tewas, 17 orang lainnya terluka akibat serangan pisau itu.
1. Tersangka tidak lulus ujian di sekolah tersebut
Polisi mengatakan bahwa tersangka seharusnya lulus tahun ini, namun ia gagal dalam ujiannya. Ia juga dilaporkan tidak puas dengan gajinya di tempat magang.
“Menurut penyelidikan awal, tersangka, bermarga Xu, laki-laki, 21 tahun, lulusan perguruan tinggi tahun 2024, menyerang orang lain setelah gagal ujian dan tidak menerima sertifikat kelulusan, serta tidak puas dengan kompensasi magangnya,” kata Biro Keamanan Umum Yixing dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.
Pihaknya menambahkan bahwa upaya sedang dilakukan untuk merawat korban luka dan menyelidiki kasus tersebut.
2. Video tunjukkan para korban tergeletak di jalan
Dalam video yang beredar di media sosial Barat seperti X, tampak orang-orang yang terluka tergeletak di jalan usai penikaman tersebut, sementara yang lainnya bergegas memberikan bantuan. Di platform media sosial China seperti Weibo, pencarian kata kunci mengenai serangan tersebut hanya menampilkan pernyataan polisi tanpa ada satu pun video atau foto.
Pemerintah China kerap menyensor konten internet jika dianggap terlalu sensitif atau bernuansa politik. Sebagian besar situs media sosial dan mesin pencari buatan Barat seperti Google telah diblokir oleh Great Firewall, sebuah sistem yang mengatur akses informasi di China.
3. Serangan mematikan kedua dalam sepekan terakhir
Insiden ini terjadi hanya beberapa hari setelah seorang pria menabrakkan mobilnya ke kerumunan orang di sebuah pusat olahraga di kota selatan Zhuhai. Tabrakan tersebut menewaskan 35 orang dan menyebabkan 43 lainnya terluka.
China telah menyaksikan sejumlah serangan yang menargetkan anggota masyarakat secara acak. Pada Oktober 2024, seorang pria membunuh 3 orang dan melukai 15 lainnya dalam serangan pisau di sebuah supermarket di Shanghai. Polisi pada saat itu mengatakan bahwa tersangka memiliki masalah keuangan pribadi dan datang ke kota tersebut untuk melampiaskan kemarahannya.
Sebulan sebelumnya, seorang siswa sekolah Jepang juga ditikam hingga tewas dalam perjalanan ke sekolah di kota Shenzhen.