Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemimpin Pemberontak Komunis Peru, Abimael Guzman Meninggal

Pemimpin Sendero Luminoso, Abimael Guzman. (twitter.com/sohoprint)

Jakarta, IDN Times - Pemimpin dan pendiri gerakan pemberontak Sendero Luminoso di Peru bernama Abimael Guzman dikabarkan meninggal pada Sabtu (11/9/2021). Beberapa waktu lalu, mantan akademisi itu sudah dilarikan ke rumah sakit militer lantaran kondisi kesehatannya yang kian memburuk. 

Namun kabar meninggalnya Guzman ini tepat di tengah situasi politik Peru yang kurang stabil. Pasalnya sejumlah pejabat dalam pemerintahan Castillo dituding terlibat dalam aksi terorisme kelompok gerilya Sendero Luminoso. 

Bahkan hingga kini, sebagian besar masyarakat Peru disebut belum memercayai sejumlah pejabat dalam pemerintahan presiden sayap kiri itu. Akibatnya, sudah terjadi beberapa kali demonstrasi menentang Presiden Pedro Castillo. 

1. Meninggal akibat komplikasi pneumonia dan diduga terkena COVID-19

Tokoh pendiri kelompok pemberontak beraliran komunis Sendero Luminoso di Peru, Abimael Guzman Reinoso dikabarkan meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit militer. Ia meninggal saat tengah melakoni hukumannya di penjara maximum security di Pangkalan Militer Callao sejak 29 tahun yang lalu. 

Dilansir dari EFE, menurut Kantor Kejaksaan, Guzman meninggal setelah terserang komplikasi akibat menderita double pneumonia. Bahkan sebelumnya mantan akademisi berusia 86 tahun itu sempat mengalami hipertensi dan psoriasis yang membuatnya harus dilarikan ke rumah sakit. 

Namun masih terdapat permasalahan terkait pemulasaran jenazah tokoh beraliran Maois tersebut. Hal ini sesuai dengan hukum di Peru yang mengharuskan keluarga inti sebagai penerima jenazah seseorang yang meninggal dalam tahanan. 

Padahal, istrinya Elena Yparraguirre saat ini sedang juga sedang menjalani hukuman penjara. Namun Elena dan seorang petinggi Sendero Luminoso lainnya bernama Iris Quiñonez sudah meminta untuk mengambil jenazahnya dari rumah duka untuk dimakamkan. 

Akan tetapi, terdapat dugaan Guzman meninggal terkena pneumonia yang diduga terkena virus COVID-19. Meskipun menurut pengacaranya, ia sudah mendapatkan dua dosis suntikan vaksin pada bulan Maret dan April lalu. Maka dari itu, pihak kejaksaan dan Menkumham Aníbal Torres menginginkan jenazah Guzman agar dikremasi, dilaporkan dari laman DW

2. Bertanggung jawab dalam aksi terorisme di Peru pada tahun 1980an

Abimael Guzman atau yang dikenal dengan Presidente Gonzalo sebelumnya sempat dikenal menjadi tokoh kejam dan paling ditakuti di Peru. Pasalnya, Guzman bertanggung jawab adalam berbagai aksi kekerasan dan terorisme yang dilakukan kelompok gerilya Sendero Luminoso di tahun 1980-1992. 

Kelompok beraliran komunis Maois itu telah melakukan aksi terorisme pembunuhan massal, pemboman mobil dan pembunuhan berencana. Bahkan aksi gerilya Sendero Luminoso disebut menyasar warga miskin pada sejumlah area pedesaan dan pegunungan. Kini kelompok komunis itu diketahui menguasai area VRAEM (Valle de los Ríos Apurímac, Ene y Mantaro).

Dikutip dari BBC, teror paling kejam dari Sendero Luminoso terjadi pada 1983, saat itu terjadi pembunuhan massal di Santiago de Lucanamarca yang menewaskan 69 orang dan termasuk 18 di antaranya anak-anak. Insiden ini sebagai bentuk balasan atas kematian salah satu komandan Sendero Luminoso. 

Namun teror Sendero Luminoso tidak hanya terjadi di kawasan pedesaan. Pada tahun 1992, kelompok itu meneror Miraflores yang terletak di Lima dengan bom truk atau dijuluki dengan Atentado de Tarata, serangan itu mengakibatkan tewasnya 25 orang dan 155 terluka.  

Konflik internal antara militer Peru dan gerilya Sendero Luminoso tersebut telah menyebabkan setidaknya hampir 70 ribu orang tewas dan hilang. Bahkan perang sipil di Peru selama lebih dari satu dekade itu disebut sebagai salah satu konflik paling berdarah yang pernah terjadi di Amerika Latin, dilansir dari The Guardian

3. Guzman berhasil ditangkap intelijen Peru pada tahun 1992

Dilaporkan dari BBC, Abimael Guzman merupakan tokoh yang lahir di Mollendo, Peru dari seorang keluarga pedagang kaya raya. Keluarganya yang berada dapat mengantarkannya mengenyam pendidikan menengah di sebuah sekolah Katolik swasta dan melanjutkan pendidikan tinggi di Arequipa. 

Selama mengenyam pendidikan di bangku universitas, ia tertarik dengan ideologi Marxism. Hingga pada tahun 1962, ia mendapatkan gelar profesor di Universitas Nasional San Cristóbal of Huamanga di Ayachuco. 

Pada tahun 1965, ia pernah berkunjung ke China dan membuatnya terinspirasi akan pemimpin Revolusi Komunis China, Mao Zedong. Saat kembali ke Peru, ia mengembangkan ide tersebut dalam perkuliahan di Ayachuco dan pada 1969, ia mampu mendirikan Sendero Luminoso bersama 11 orang lainnya. 

Namun kekuasaan Sendero Luminoso selama 12 tahun lamanya, akhirnya runtuh setelah intelijen Peru berhasil menangkap Abimael Guzman pada September 1992. Ia ditangkap di sebuah apartemen di atas studio balet di ibu kota Lima yang dimiliki oleh Maritza Garrido Lecca. 

Kemudian pada Oktober 1993, Guzman hadir dalam acara televisi dan menyerukan pengikutnya untuk berdamai. Setelah itu, sebanyak 6.000 anggota Sendero Luminoso menyerahkan diri di bawah program amnesti dari pemerintah. 

Sejumlah petinggi Sendero Luminoso juga sudah ditangkap sejak saat itu dan melemahkan kelompok gerilya sayap kiri tersebut. Kini hanya tersisa sebagian kecil kelompok gerilya yang masih aktif di sekitar Pegunungan Andes terutama di kawasan VRAEM. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us