Pemimpin Valencia Spanyol Mundur, Dikritik soal Penanganan Banjir 2024

- Pemerintah Valencia terlambat kirim peringatan banjir ke ponsel warga
- Mazon klaim pemerintahannya tidak punya informasi cukup untuk keluarkan peringatan lebih awal
- Warga gelar protes setiap bulan untuk menuntut pengunduran diri Mazon
Jakarta, IDN Times - Pemimpin Valencia, Carlos Mazon, pada Senin (3/11/2025), mengumumkan pengunduran dirinya setelah berbulan-bulan menghadapi kritik atas respon pemerintahannya dalam menangani banjir bandang tahun lalu.
Banjir yang dipicu hujan lebat pada 29 Oktober 2024 berdampak pada 78 kota madya, terutama di selatan kota Valencia. Lebih dari 230 orang tewas, ribuan rumah rusak, dan 130 ribu kendaraan tersapu banjir. Peristiwa ini menjadi bencana alam terburuk yang dialami Spanyol dalam beberapa dekade terakhir.
“Kenyataannya saat ini saya menjadi fokus kritik, keributan, kebencian dan ketegangan. Saya tidak bisa melanjutkannya lagi," kata Mazon dalam pidatonya di televisi.
Dilansir dari France24, posisinya diperkirakan akan digantikan oleh anggota lain dari Partai Rakyat (PP) yang berhaluan konservatif. Mazon sendiri akan tetap menjadi anggota parlemen daerah, yang berarti ia memiliki kekebalan hukum dari penuntutan.
1. Pemerintah Valencia terlambat kirim peringatan banjir ke ponsel warga
Mazon telah lama didesak mundur olehi partai oposisi dan keluarga korban, yang menuduh pemerintahannya gagal mengeluarkan peringatan evakuasi tepat waktu dan tidak mampu mengoordinasikan upaya penyelamatan secara efektif. Pekan lalu, keluarga korban berteriak “pembunuh”, “pengecut” dan “keluar” ketika Mazon tiba untuk menghadiri upacara peringatan kenegaraan bagi para korban banjir.
Pemerintahannya, yang bertanggung jawab atas penanganan darurat dalam sistem desentralisasi Spanyol, baru mengirimkan peringatan ke ponsel lebih dari 12 jam setelah badan meteorologi nasional mengeluarkan peringatan hujan dengan level tertinggi. Saat itu, banjir sudah mulai melanda beberapa wilayah.
Pada hari terjadinya bencana, terungkap bahwa Mazon menghabiskan hampir 4 jam di sebuah restoran bersama seorang jurnalis, dan tidak menghadiri pertemuan darurat hampir sepanjang hari.
2. Mazon klaim pemerintahannya tidak punya informasi cukup untuk keluarkan peringatan lebih awal
Dalam pidatonya pada Senin, Mazon mengakui bahwa ia seharusnya membatalkan jadwalnya dan mengunjungi wilayah terdampak pada hari terjadinya bencana.
“Saya tahu saya telah membuat kesalahan. Saya mengakuinya dan akan menanggungnya seumur hidup. Saya sudah meminta maaf dan hari ini saya mengulanginya. Namun, tidak satu pun dari kesalahan itu disebabkan oleh perhitungan politik atau niat buruk," ujarnya.
Ia membela diri dengan mengatakan bahwa pemerintahannya tidak memiliki informasi yang memadai untuk memperingatkan masyarakat lebih awal. Ia juga menuding pemerintah pusat sayap kiri, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Pedro Sanchez, memblokir bantuan ke wilayahnya untuk merusak citra politik pemerintahannya, dilansir dari BBC.
3. Warga gelar protes setiap bulan untuk menuntut pengunduran diri Mazon
Setiap bulan sejak terjadinya banjir tersebut, warga rutin menggelar protes untuk menuntut pengunduran diri Mazon. Dalam aksi terbaru pada 25 Oktober, lebih dari 50 ribu orang turun ke jalan di Valencia.
Dalam jajak pendapat yang diterbitkan oleh surat kabar El País pada Oktober, sebanyak 71 persen warga Valencia berpendapat bahwa Mazon harus mengundurkan diri. Sejumlah analis menilai bahwa Mazon telah menjadi beban bagi pemimpin nasional Partai Rakyat (PP), Alberto Núñez Feijóo, yang selama ini tetap mendukung sekutunya tersebut di tingkat regional.
Rosa Alvarez, ketua asosiasi yang mewakili para korban banjir, mengatakan bahwa tekanan dari aksi-aksi proteslah yang akhirnya mendorong Mazon untuk mundur.
“Partainya tidak membuatnya mundur. Yang membuatnya mundur adalah keluarga para korban dan semua orang yang telah mendukung kami, memberi semangat dan kasih sayang,” ujarnya kepada radio berita SER.
















