PM Israel Tolak Gencatan Senjata di Gaza

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan gencatan senjata di Jalur Gaza tidak akan pernah terjadi. Hingga saat ini, sudah 8 ribu orang tewas akibat serangan bertubi-tubi Israel ke Gaza.
“Gencatan senjata berarti menyerah kepada Hamas, yang telah menewaskan 1.400 orang Israel dan menyandera labih dari 230 warga kami,” kata Netanyahu, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (31/10/2023).
“Gencatan senjata ini tidak akan pernah terjadi. Israel akan berjuang sampai memenangkan pertempuran ini,” tegas Netanyahu lagi.
1. AS juga tidak mendukung gencatan senjata

Sementara itu, sekutu setia Israel, Amerika Serikat juga menentang adanya gencatan senjata di Gaza yang sudah diserukan PBB.
“Kami tidak percaya bahwa gencatan senjata adalah jawaban yang tepat saat ini,” ucap juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby.
Namun, AS yakin bantuan kemanusiaan bisa masuk dengan lancar via perbatasan Rafah, Mesir. Ia mengeklaim ada sekitar 100 truk yang masuk setiap harinya.
2. Majelis Umum PBB sahkan resolusi untuk gencatan senjata di Gaza

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) akhirnya mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan untuk Gaza antara Israel dan pejuang Hamas Palestina.
Resolusi tersebut juga mengutuk semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil Palestina dan Israel, termasuk semua serangan teror ke warga sipil. Resolusi PBB juga meminta agar bantuan kemanusiaan bisa masuk tanpa hambatan dan perlindungan warga sipil diutamakan.
Dalam resolusi ini, ada 120 negara yang mendukung, 14 menolak, dan 45 abstain. Resolusi SMU PBB ini memang tidak mengikat, tetapi mempunyai bobot moral karena kesatuan dari keanggotaannya.
3. Indonesia bakal tingkatkan kontribusi bantu pengungsi Palestina

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mendesak SMU PBB memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan yang lancar dan berkelanjutan ke Jalur Gaza.
“Indonesia akan meningkatkan tiga kali lipat kontribusi suka rela melalui UNWRA dan menyerukan komunitas internasional untuk mendukung UNWRA. Indonesia juga berkomitmen mengirim bantuan kemanusiaan,” kata Retno, dalam Sidang Darurat SMU PBB soal Palestina, di Markas Besar PBB, Amerika Serikat (AS), pekan lalu.
Seruan Israel untuk pergi dari Gaza wilayah utara memperparah kondisi mereka yang rumahnya telah dihancurkan. Apalagi, akses warga terhadap listrik, gas, bahan bakar, dan air, juga dibatasi.
“Ini adalah kejahatan kemanusiaan. SMU PBB harus mendesak dihentikannya perintah evakuasi oleh Israel. Warga sipil, khususnya anak-anak, harus dilindungi dan diberikan ruang gerak yang aman,” kata Retno.
