Polandia Tangguhkan Pendaftaran Suaka di Perbatasan Belarus

- PM Polandia menangguhkan pendaftaran pencari suaka di perbatasan Belarus, menghentikan gelombang masuknya migran ilegal.
- Polandia dan Jerman setuju untuk tidak mengembalikan migran ke negara pertama yang memberikan suaka, terutama imbas pengungsi Ukraina.
- Polandia berencana memproduksi ranjau di perbatasannya dengan Belarus dan Rusia, sebagai respons atas ancaman serius.
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Polandia, Donald Tusk, pada Jumat (21/3/2025), mengumumkan penangguhan pendaftaran pencari suaka di perbatasan Belarus. Ia mengklaim, migran masuk ke Polandia atas bantuan Rusia dan Belarus.
"Setiap penundaan pengiriman pasukan penjaga perbatasan, tentara, dan polisi akan memperarah krisis di perbatasan. Dengan kebijakan baru ini, kami secara efektif akan menghentikan gelombang masuknya migran ilegal," tuturnya, dilansir Politico.
Tak hanya mengenai migran ilegal, situasi di perbatasan Polandia-Belarus masih tegang imbas perang di Ukraina. Warsawa juga terus meningkatkan kapabilitas militernya dan mengharapkan pengiriman senjata nuklir di tengah ancaman agresi Rusia dan Belarus.
1. Tolak pengembalian migran ke Polandia
Dalam KTT Uni Eropa (UE) di Brussels, Tusk mengatakan bahwa dia menginginkan penghentian pengembalian migran ke negara pertama yang memberikan suaka.
"Kami tahu betul bahwa terdapat kesepakatan yang disetujui antara Polandia dan Jerman. Selain itu, ada sistem Dublin yang memperbolehkan negara UE kedua untuk mengembalikan migran ke negara pertama yang menerbitkan suaka kepada migran tersebut," terangnya, dikutip Notes from Poland.
Ia mengungkapkan bahwa situasi di Jerman dan Polandia terus ditekan oleh migran karena banyaknya pengungsi Ukraina. Ia menyatakan bahwa pendaftaran suaka di perbatasan timur tidak akan lagi diberikan dan tidak menginginkan pengembalian migran.
Tusk mengatakan, Polandia sudah memikul beban besar imbas berkecamuknya perang di Ukraina. Ia menyebut bahwa negara Eropa lain tidak boleh lagi menambah beban besar kepada Polandia.
2. Sebut Uni Eropa prioritaskan pertahanan timur
Tusk mengungkapkan antusiasnya terkait dengan rencana East Shield dari UE. Ia menyebut bahwa UE akhirnya bersedia memprioritaskan pengamanan di perbatasan timur.
"Saya dapat mengatakan dengan antusias bahwa East Shield telah menjadi sesuatu yang permanen dalam prioritas pertahanan Eropa dan ini akan memiliki konsekuensi besar terhadap keamanan di Polandia," tuturnya, dilansir TVP World.
PM Polandia itu menyerukan kepada negara-negara UE untuk menginvestasikan kepada pertahanan di timur UE. Ia menyebut, negara-negara Eropa akan mulai meningkatkan kapabilitas pertahanannya.
"Eropa tidak lagi tanpa pertahanan. Jika NATO melanjutkan pakta jaminan keamanan untuk Polandia dan Eropa. Ini sudah menjadi hal yang jelas untuk semua bahwa Eropa harus mengambil tanggung jawab lebih," tambahnya.
3. Polandia berencana kembali produksi ranjau
Pada hari yang sama, Wakil Menteri Pertahanan Polandia, Pawel Bejda mengumumkan rencana memulai produksi ranjau di negaranya. Pernyataan ini disampaikan setelah pengumuman penarikan diri dari Konvensi Ottawa.
"Polandia tidak memiliki pilihan selain menarik diri dari konvensi anti-ranjau karena negara menghadapi sebuah ancaman serius dan benar-benar serius di perbatasan dengan Belarus dan Rusia," ungkapnya.
Ia menambahkan, produksi ranjau ini akan diserahkan kepada perusahaan milik negara dan kontraktor swasta. Produksi senjata tersebut rencananya akan ditingkatkan di masa yang akan datang.