Popemobile Paus Fransiskus Dijadikan Klinik Kesehatan di Gaza

- Kendaraan Paus Fransiskus atau popemobile diubah menjadi klinik kesehatan untuk anak-anak Gaza.
- Proyek ini bertujuan memberikan layanan medis dasar bagi anak-anak yang terdampak perang.
- Blokade Israel memperparah krisis kesehatan yang sudah berlangsung lama di Gaza, dengan lebih dari 3.500 balita terancam meninggal karena kelaparan.
Jakarta, IDN Times - Sebelum wafat pada 21 April 2025, Paus Fransiskus meninggalkan warisan kemanusiaan berupa permintaan. Ialah kendaraan yang digunakannya saat kunjungan ke Tepi Barat pada 2014 yang biasa disebut popemobile, bakal diubah menjadi klinik kesehatan untuk anak-anak Gaza.
Inisiatif ini bertujuan memberikan layanan medis dasar bagi anak-anak yang terdampak perang. Proyek ini dilaksanakan oleh Caritas Jerusalem sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Kendaraan Mitsubishi yang awalnya disumbangkan Otoritas Palestina kini dimodifikasi menjadi klinik bergerak. Mobil ini akan dilengkapi alat medis untuk mengobati infeksi, menjahit luka, dan memberikan vaksin bagi anak-anak di daerah yang sulit dijangkau. Transformasi ini menjadi simbol harapan di tengah sistem kesehatan Gaza yang lumpuh akibat blokade dan konflik berkepanjangan.
1. Transformasi popemobile menjadi klinik bergerak
Proyek ini berawal dari usulan Caritas yang kemudian disetujui Paus Fransiskus pada akhir 2024. Klinik ini akan dioperasikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lokal untuk memberikan perawatan pertama pada anak-anak yang membutuhkan. Tujuannya adalah menjangkau area yang tidak memiliki akses ke rumah sakit atau pusat kesehatan.
“Kami ingin menyampaikan bahwa harapan tetap ada, bahkan melalui kendaraan yang dulu membawa pemimpin Gereja Katolik,” jelas Anton Asfar dalam wawancara dengan Fox News.
Asfar menambahkan bahwa popemobile ini bukan sekadar kendaraan, tetapi simbol belas kasih dan keberpihakan pada mereka yang paling rentan.
2. Krisis kemanusiaan anak-anak di Gaza
Kondisi anak-anak di Gaza sangat mengkhawatirkan. Lebih dari 3.500 balita terancam meninggal karena kelaparan, sementara sekitar 70 ribu anak dirawat akibat malnutrisi parah. Satu juta anak kekurangan gizi dasar dan hidup tanpa akses pada layanan kesehatan yang layak.
Blokade Israel sejak 2 Maret 2025 telah menghentikan pasokan makanan, air, dan obat-obatan ke Gaza. Hal ini memperparah krisis kesehatan yang sudah berlangsung lama. Sistem kesehatan setempat hampir kolaps dan tidak mampu menangani jumlah pasien yang terus bertambah.
“Anak-anak di Gaza sedang menghadapi bencana kemanusiaan yang nyata,” ujar Peter Brune, Sekretaris Jenderal Caritas Swedia, dikutip USA Today.
Brune berharap klinik bergerak ini dapat memberikan bantuan darurat, khususnya bagi anak-anak dengan infeksi atau luka yang tidak tertangani.
3. Warisan Paus Fransiskus untuk perdamaian
Paus Fransiskus selama ini dikenal vokal mendukung rakyat Palestina. Ia bahkan rutin melakukan panggilan video dengan umat Kristen di Gaza, termasuk saat dirawat di rumah sakit. Perhatian personalnya menjadikan dirinya sosok harapan di tengah penderitaan warga Gaza.
Ide klinik bergerak ini menjadi salah satu keputusan terakhir yang diambil Paus sebelum wafat, sebagai bentuk kepedulian terakhirnya pada anak-anak korban konflik.
“Popemobile ini adalah bukti bahwa Paus Fransiskus tidak pernah melupakan penderitaan anak-anak Gaza, bahkan hingga akhir hayatnya,” kata Kardinal Arborelius, dilansir The New York Times. Meski hubungan Vatikan dan Israel menegang, klinik ini menegaskan warisan Paus sebagai pembela perdamaian dan keadilan.