Protes Penjualan Senjata ke Israel, Diplomat Inggris Mengundurkan Diri

- Pejabat Inggris mengundurkan diri sebagai protes atas penjualan senjata ke Israel.
- Lebih dari setengah rumah-rumah di Gaza rusak dan bantuan kemanusiaan diblokir.
- Pemerintah Gaza dan UNRWA konfirmasi bantuan terbatas tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk.
Jakarta, IDN Times - Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Inggris mengundurkan diri sebagai aksi protes atas keterkaitan negara itu dalam kejahatan perang. Keputusan itu diambil karena Inggris tetap mengirimkan senjata ke Israel.
Surat pengunduran diri yang mengkritik penjualan senjata pemerintah ke Israel dilaporkan oleh media, dikaitkan dengan Mark Smith, seorang diplomat yang bekerja di Kantor Luar Negeri, dikutip dari ANTARA, Senin (19/7/2024).
Pada Minggu pagi, BBC mengonfirmasi diplomat tersebut memang Smith, yang bekerja dalam bidang penanggulangan terorisme, telah mengundurkan diri sebagai bentuk protes terhadap penjualan senjata ke Israel.
"Dengan sedih saya mengundurkan diri setelah lama berkarir di dinas diplomatik. Saya tidak dapat lagi menjalankan tugas saya dengan mengetahui bahwa Departemen ini mungkin terlibat dalam Kejahatan Perang," bunyi surat itu.
1. 80 persen rumah di Gaza sudah hancur

Selain itu, surat tersebut menjelaskan lebih dari setengah rumah-rumah di Gaza dan 80 persen properti komersial rusak dan hancur. Bantuan kemanusiaan juga diblokir dan warga sipil seringkali tak memiliki tempat aman untuk pergi.
“Ambulans Bulan Sabit Merah diserang, sekolah-sekolah, dan rumah sakit-rumah sakit menjadi sasaran serangan tiap hari. Ini adalah kejahatan perang,” lanjut surat tersebut.
“Tidak ada pembenaran” atas berlanjutnya penjualan senjata Inggris ke Israel, namun hal itu terus berlanjut,” demikian surat itu ditulis.
2. Email pengunduran diri dikirim ke banyak pejabat
Surat elektronik (e-mail) pengunduran diri Smith tersebut dikirim ke berbagai daftar distribusi termasuk ratusan pejabat pemerintah, staf kedutaan, dan penasihat khusus menteri Kementerian Luar Negeri, menurut BBC.
Tindakan tersebut mendapatkan pujian di media sosial, termasuk oleh Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki.
“Saya berharap akan lebih banyak diplomat mengikuti jejak berani Mark Smith dan berbicara menentang penyebab kekejaman Israel,” tulisnya di X.
3. Bantuan yang masuk ke Gaza sangat tidak cukup untuk penuhi kebutuhan

Pemerintah Gaza dan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) telah mengonfirmasi bantuan terbatas yang masuk ke Jalur Gaza tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan besar penduduk.
Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023, oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas. Hal itu lantaran Israel mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.