Puluhan Ribu Orang Memberi Penghormatan Terakhir untuk Paus Fransiskus

- Jenazah Paus Fransiskus disemayamkan di Basilika Santo Petrus selama tiga hari hingga pemakaman Sabtu.
- Basilika dibuka untuk umum pada Rabu, dengan ribuan pelayat menunggu di luar untuk melihat jenazah.
- Pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump, akan hadir dalam upacara pemakaman di Vatikan.
Jakarta, IDN Times - Jenazah Paus Fransiskus disemayamkan di Basilika Santo Petrus. Dia akan disemayamkan selama tiga hari di sana hingga pemakamannya pada Sabtu (26/4/2025).
Jenazahnya sudah dipindahkan ke basilika dalam sebuah prosesi pada Rabu (23/4/2025), dan diikuti oleh sebuah upacara yang dipimpin oleh Kardinal Kevin Farrell, yang memegang posisi camerlengo (pengurus rumah tangga) yang bertugas mengatur pemakaman dan konklaf dalam beberapa pekan ke depan.
Peti jenazah Fransiskus disemayamkan di Altar Confessio, sebuah tempat suci depan makam utama Santo Petrus, Paus pertama. Para kardinal di basilika mendekat untuk melihat peti jenazah secara berpasangan, diikuti oleh anggota masyarakat pertama yang memberikan penghormatan terakhir.
1. Puluhan ribu masyarakat memberikan penghormatan terakhir
Basilika dibuka untuk umum pada Rabu pukul 11.00 waktu setempat hingga tengah malam. Pada Kamis dan Jumat, Basilika dibuka pada pukul 07.00 waktu setempat dan tutup pada tengah malam.
Dikutip CNN, Kamis (24/4/2025), pihak berwenang Vatikan mengatakan sebelum jam tutup, mereka akan menutup alun-alun dan mengizinkan massa yang tersisa untuk melewati basilika Paus. Mereka yang mengantre di luar Vatikan dan Roma, akan diizinkan untuk tetap mengantre semalaman dan tidak akan kehilangan tempat, yang berarti banyak orang akan berkemah di luar.
Ribuan pelayat menunggu di luar basilika, Lapangan Santo Petrus, diselimuti langit cerah dan sinar matahari musim semi, untuk mendapatkan giliran melihat jenazah. Sejak Rabu pagi, sebelum prosesi dimulai, ada aliran peziarah yang terus berdatangan ke Vatikan.
Mereka duduk di depan bangunan berwarna krem Basilika Santo Petrus, menunggu untuk melihat Fransiskus disemayamkan.
2. Merasa penting untuk memberikan penghormatan terakhir
Ludovico dan Romano, yang tinggal di luar Roma, tiba pada Rabu pagi pukul 06.00 waktu setempat. Mereka merasa harus datang dan mengucapkan selamat tinggal kepada Paus Fransiskus.
"Ini akan menjadi momen yang emosional. Dia adalah pembimbing spiritual, dan saya ingin datang ke sini untuk merayakan hidupnya," kata Ludovico yang jumpa Paus Fransiskus 15 tahun lalu.
Menjelang makan siang, antrean mengular di sekitar alun-alun dan membentang hingga Piazza del Risorgimento, yang terletak tepat di luar tembok Vatikan, dan terbagi menjadi tiga. Orang-orang berbaris melewati satu sama lain saat yang lain meninggalkan tempat itu setelah melihat Paus disemayamkan.
Salah seorang pelayat mengakui, melihat foto Paus setelah kematiannya sama sekali berbeda dibandingkan langsung.
"Saya sungguh berharap bisa melihatnya hidup-hidup, dia orang yang sangat istimewa. Berbaring di sana, rasanya seperti ada malaikat, bukan manusia. Namun, dia sekarang berada di tempat yang lebih baik. Lebih baik daripada kita," kata Brinna, seorang warga Brasil.
3. Disemayamkan di peti kayu terbuka
Sebagai bagian dari upaya Fransiskus untuk menyederhanakan upacara pemakaman kepausan, jenazahnya disemayamkan dalam peti kayu terbuka. Lewat surat wasiatnya, Fransiskus menyingkirkan tradisi memiliki tiga peti mati dari cemara, timah, dan kayu ek.
Prosesi Rabu dimulai dengan pemindahan jenazah Fransiskus dari kapel kediaman Casa Santa Marta, tempat tinggalnya selama masa kepausannya. Fransiskus meninggal di Casa Santa Marta pada Senin Paskah di usia 88 tahun karena stroke dan gagal jantung, menurut Vatikan.
Peti jenazah diantar melalui Piazza Santa Marta dan Piazza dei Protomartiri Romani, melewati Lengkungan Lonceng dan masuk ke Lapangan Santo Petrus, sebelum memasuki Basilika Santo Petrus melalui pintu tengah. Lonceng berdentang pelan saat peti jenazah memasuki basilika pada pukul 09.30 pagi waktu setempat hari Rabu, sementara para pelayat di Piazza luar bertepuk tangan. Sebelum prosesi, Farrell mengadakan kebaktian singkat di kapel Casa Santa Marta dengan antiphon pendek, atau nyanyian, harapan.
"Marilah kita bersyukur kepada Tuhan atas karunia yang tak terhitung banyaknya yang telah dia berikan kepada umat Kristen melalui hamba-Nya, Paus Fransiskus," kata camerlengo dalam doanya.
"Marilah kita memohon dengan belas kasih dan kebaikan-Nya untuk memberikan mendiang Paus tempat tinggal kekal di Kerajaan Surga dan penghiburan dengan harapan surgawi bagi keluarga Paus, Gereja di Roma, dan umat beriman di seluruh dunia," lanjutnya.
Kemudian pada Rabu, di Basilika Santo Petrus, camerlengo memimpin kebaktian, yang dikenal dengan Liturgi Sabda, yang memungkinkan para hadirin untuk memberikan penghormatan terakhir mereka kepada mendiang Paus.
Selama kebaktian, Farrell menuangkan air suci ke atas tubuh Fransiskus. Kebaktian tersebut meliputi pembacaan dari Injil Yohanes, dengan Yesus berkata kepada Tuhan, "Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka, dan Aku akan terus memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."
Kebaktian diakhiri dengan Salve Regina, salah satu dari empat antiphon utama Maria, doa-doa kepada ibu Yesus, Maria.
Setelah disemayamkan selama tiga hari, pemakaman Fransiskus akan dimulai pada pukul 10.00 pagi waktu setempat pada Sabtu, enam hari setelah kematiannya. Pemakaman kepausan terakhir untuk Paus Benediktus XVI pada 2023, juga diadakan enam hari setelah kematiannya.
Vatikan mengumumkan pemakaman Fransiskus akan diadakan di luar, di Lapangan Santo Petrus. Pemakaman kepausan sebelumnya juga diadakan di luar, dengan ribuan pelayat memenuhi ruang terbuka di depan basilika.
Sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump, telah mengonfirmasi akan datang ke Vatikan untuk menghadiri upacara tersebut. Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Kanselir Jerman Olaf Scholz yang akan lengser, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy termasuk, di antara para pemimpin utama Eropa yang akan datang ke Vatikan.
Sementara dari Indonesia, Presiden Prabowo Subianto mengutus mantan presiden Joko "Jokowi" Widodo, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Menteri HAM Natalius Pigai, dan mantan Menteri ESDM Ignatius Jonan, untuk hadir dalam pemakaman tersebut.
Puluhan ribu orang lainnya diperkirakan akan hadir. Sekitar 50 ribu orang menghadiri pemakaman Benediktus pada 2023, sementara sekitar 300 ribu orang menghadiri pemakaman Yohanes Paulus pada 2005.