Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Putin Batalkan Dekrit yang Dukung Kedaulatan Moldova, Apa Dampaknya?

bendera Moldova (pixabay.com/jorono)
bendera Moldova (pixabay.com/jorono)

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Selasa (21/2/2023), resmi mencabut Dekrit 2012 yang mendukung kedaulatan Moldova dalam menyelesaikan masa depan wilayah Transdniestria. Wilayah tersebut merupakan kawasan separatis yang didukung Moskow yang berbatasan dengan Ukraina.

Dekrit itu menguraikan Kebijakan Luar Negeri Rusia 11 tahun lalu, yang menekankan hubungan dekat Moskow dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat. Dengan dicabutnya dekrit tersebut, kedaulatan Moldova diyakini akan terancam. 

1. Pencabutan Dekrit 2012 diyakini jadi bagian gerakan anti-Barat

Presiden Putin sedang rapat terkait bantuan di Donbas (twitter.com/KremlinRussia_E)
Presiden Putin sedang rapat terkait bantuan di Donbas (twitter.com/KremlinRussia_E)

Perintah pencabutan Dekrit 2012 dipublikasikan di situs pemerintah Rusia. Kremlin menyatakan, keputusan diambil untuk memastikan kepentingan nasional Rusia sehubungan dengan perubahan besar yang terjadi dalam hubungan internasional.

Selain itu, Putin juga membatalkan sejumlah instruksi yang telah dia keluarkan kepada Kementerian Luar Negeri Rusia dan badan pemerintah lainnya pada 2012. Secara khusus, keputusan berusia 11 tahun itu mengatur "implementasi berurutan" dari Strategic Arms Reduction Treaty (START) dengan Amerika Serikat.

Dalam dekrit, terdapat penyataan bahwa Rusia akan menghormati kedaulatan Moldova. Pencabutan tersebut diyakini menjadi bagian dari serangkaian gerakan anti-Barat yang diumumkan oleh Putin pada Selasa (21/02/2023).

2. Pencabutan dekrit oleh Rusia belum tentu mengancam kedaulatan Moldova

Ketua Komisi Kontrol Bersama Moldova di sekitar Transdniestria, Alexandru Flenchea, mengatakan pembatalan itu tidak berarti Putin mengabaikan gagasan kedaulatan Moldova.

"Dekrit itu adalah dokumen kebijakan yang mengimplementasikan konsep kebijakan luar negeri Rusia. Moldova dan Rusia memiliki perjanjian politik dasar yang mengatur saling menghormati integritas teritorial negara kita," kata dia, dilansir Reuters.

Kremlin mengatakan bahwa hubungan Rusia dengan Moldova sedang memanas. Hal tersebut tak lepas dari rencana Moldova untuk bergabung Uni Eropa yang dianggap sebagai agenda anti-Rusia.

3. Hubungan Moldova dan Rusia semakin memanas

bendera negara Rusia(freepik.com/jannoon028)
bendera negara Rusia(freepik.com/jannoon028)

Moldova sendiri sedang dilanda krisis domestik, banyak warga yang protes akibat krisis energi. Pemotongan suplai energi dari Rusia sebagai konsekuensi kebijakan luar negeri Moldova menyebabkan energi susah diperoleh di negara itu.

Protes pekan lalu diselenggarakan oleh partai Sor pro-Rusia Moldova, diawasi dengan ketat oleh pemerintah di seluruh Eropa dan sekitarnya. Sebagian besar pengunjuk rasa melakukan perjalanan ke ibu kota Chisinau dengan bus.

Sebelumnya, Presiden Moldova Maia Sandu memperingatkan bahwa Rusia ingin mengirim penyabotase terlatih ke negara itu. Pasukan itu akan menyamar sebagai warga sipil untuk menggulingkan pemerintah Moldova yang pro-Barat.

Rusia menyebut tuduhan itu sebagai upaya Moldova untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan sosial dan ekonomi mereka. Hubungan Rusia-Moldova memanas setelah Maia Sandu ingin negaranya segera bergabung Uni Eropa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us