Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Putin Beri Kim Jong Un Limusin Mewah, Ternyata Ditaksir Sejak Tahun Lalu

sputnikglobe.com/Artem Geodakyan
sputnikglobe.com/Artem Geodakyan

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan sebuah kado kepada pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, berupa limusin Aurus Rusia yang mewah.

Menurut Putin, Kim sangat menyukai mobil tersebut ketika mereka bertemu di Rusia tahun lalu.

“Ketika Pemimpin Korut berada di Vostochny, dia melihat mobil ini, Putin menunjukkannya secara pribadi, interior dalamnya juga. Pemimpin Kim menyukai mobil ini,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (21/2/2024).

“Korut adalah tetangga dekat kami dan kami bermaksud terus mengembangkan hubungan kami dengan semua tetangga, termasuk Korut,” ucap dia.

1. Hubungan Korut dengan Rusia makin kuat

sputnikglobe.com/Vladimir Smirnov
sputnikglobe.com/Vladimir Smirnov

Sementara itu, Korut menegaskan bahwa hubungannya dengan Rusia akan semakin kuat, meskipun Amerika Serikat (AS) mengkritik kerja sama militer antara keduanya.

Menurut Kementerian Luar Negeri Korea Utara, AS harus terbiasa dengan kenyataan baru terkait meningkatnya hubungan antara Pyongyang dengan Moskow.

“Tidak peduli apa yang orang lain katakan, hubungan persahabatan dan kerja sama antara Korea Utara dan Rusia untuk kemerdekaan, perdamaian dan persahabatan akan tumbuh lebih kuat tanpa gangguan,” kata kementerian tersebut pada November 2023 lalu.

2. AS sebut Rusia-Korut lakukan pertukaran senjata

Pada Jumat (10/11/2023), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuduh Pyongyang memasok peralatan militer ke Moskow untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Sebagai imbalannya, Korea Utara menerima dukungan teknis untuk program militernya.

Usai pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin, Blinken juga mengatakan bahwa Washington dan mitranya akan berupaya untuk mengekang transfer senjata antara kedua belah pihak.

3. AS disebut selalu memprovokasi

Menanggapi hal tersebut, Pyongyang menyebut pernyataan Blinken bersifat provokatif dan akan memicu ketegangan lebih lanjut.

"Pernyataan Blinken yang tidak bertanggung jawab dan provokatif hanya akan meningkatkan ketegangan politik dan militer yang berbahaya di semenanjung Korea dan wilayah tersebut, dan terlebih lagi, tidak membantu meringankan kekhawatiran AS," kata Korea Utara.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us