Jepang Setop Bantuan Rp553 M ke UNRWA Usai Stafnya Diduga Bantu Hamas

Jakarta, IDN Times - Jepang memutuskan untuk menangguhkan pendanaan tambahannya kepada badan PBB yang mendukung pengungsi Palestina (UNRWA). Hal ini sebagai respons atas dugaan keterlibatan beberapa stafnya dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Jepang, Maki Kobayashi, mengatakan pada Minggu (28/1/2024) bahwa negaranya telah memutuskan untuk menangguhkan pendanaan tambahan untuk UNRWA untuk sementara waktu.
UNRWA saat ini sedang menyelidiki masalah tersebut dan mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengatasi tuduhan itu.
1. Jepang desak UNRWA untuk segera melakukan penyelidikan
Kobayashi menambahkan, Jepang sangat prihatin dengan dugaan keterlibatan staf badan PBB tersebut dalam serangan teror terhadap Israel pada tahun lalu.
"Jepang sangat mendesak UNRWA untuk melakukan penyelidikan dengan cepat dan menyeluruh, serta mengambil langkah yang tepat, termasuk memperkuat tata kelola di dalam UNRWA, sehingga UNRWA dapat dengan tegas memenuhi peran yang seharusnya dimainkan," kata Kobayasi, dikutip dari laman resmi Kemlu Jepang.
Pihaknya juga akan terus melakukan upaya diplomatik yang gigih dan aktif, guna memperbaiki situasi kemanusiaan di Jalur Gaza dan menenangkan situasi secepatnya dengan memberikan dukungan kepada organisasi internasional lainnya.
2. Jepang menangguhkan dana sekitar Rp553,6 milyar ke UNRWA
NHK News melaporkan, Negeri Sakura mengalokasikan sekitar 35 juta dolar AS (Rp553,6 miliar) sebagai kontribusinya kepada UNRWA dalam anggaran tambahan hingga Maret 2024. Namun, dana tersebut belum disetorkan.
Langkah yang diambil Tokyo menyusul pengumuman Amerika Serikat (AS) pada Jumat, bahwa mereka menghentikan sementara pendanaannya untuk UNRWA.
AS merasa sangat terganggu dengan tuduhan bahwa 12 pegawai badan tersebut terlibat dalam serangan mendadak yang dilancarkan oleh Hamas di Israel selatan tahun lalu, dilansir Kyodo News.
Beberapa negara Barat bergabung dengan Washington dalam menghentikan pendanaan untuk UNRWA, termasuk Inggris, Italia, dan Jerman.
3. Penangguhan dana ke UNRWA memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza

Serangan Hamas pada 7 Oktober telah memicu aksi balasan Israel di Jalur Gaza. Imbas dari serangan brutal Israel tersebut, lebih dari 26 ribu warga Palestina tewas dan memperburuk situasi kemanusiaan.
Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan, keputusan sembilan negara untuk menangguhkan pendanaan mengancam pekerjaan kemanusiaan yang sedang berlangsung di Palestina, termasuk di seluruh wilayah dan khususnya di Jalur Gaza.
Sementara itu, mantan juru bicara UNRWA Chris Gunness mengatakan, badan PBB tersebut hanya punya waktu berminggu-minggu sebelum mereka kehabisan uang untuk bantuan penting guna menyelamatkan nyawa warga Palestina di Gaza
"Pesan saya kepada dunia Arab, khususnya negara-negara Teluk, di mana anda berada? Karena mereka menghasilkan miliaran setiap hari dari pendapatan minyak. Sebagian kecil dari pendapatan minyak tersebut akan membuat masalah keuangan UNRWA hilang dalam sekejap. Kesenjangan yang tidak masuk akal yang ditimbulkan oleh negara-negara Barat ini akan segera terisi," kata Gunness.
"Beberapa orang yang paling putus asa di Timur Tengah kini menghadapi kelaparan, dan negara-negara Arab perlu mengambil tindakan untuk mengatasi hal ini," tambahnya, dikutip dari Al Jazeera.