Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ronin Tikus Raksasa Pecahkan Rekor Deteksi Ranjau di Kamboja

Tanda peringatan ranjau darat di Kamboja. ((WT-en) Jpatokal at English Wikivoyage, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times – Seekor tikus raksasa Afrika mencatat sejarah baru di Kamboja setelah berhasil menemukan lebih dari 100 ranjau darat dan sisa bahan peledak aktif.

Tikus bernama Ronin itu telah mendeteksi 109 ranjau dan 15 amunisi tak meledak sejak tahun 2021, menurut pernyataan organisasi nirlaba APOPO pada Jumat (4/4/2025). Rekor tersebut mengukuhkan Ronin sebagai Tikus Deteksi Ranjau paling sukses dalam catatan organisasi.

Ronin bertugas di Provinsi Preah Vihear, wilayah utara Kamboja yang masih dipenuhi sisa-sisa konflik sipil selama dua dekade. Diperkirakan masih ada jutaan ranjau aktif yang tertanam di seluruh negeri.

Guinness World Records menyebut pekerjaan Ronin sebagai “kontribusi krusial” bagi warga yang setiap hari hidup dalam kekhawatiran. Meski telah menorehkan rekor, Ronin belum mendekati akhir tugasnya. Di usia lima tahun, ia diprediksi masih memiliki waktu kerja setidaknya dua tahun ke depan, dikutip dari BBC

1. Ungguli Magawa, penerima medali emas 2020

Ronin menggeser rekor sebelumnya yang dipegang oleh Magawa, tikus raksasa Afrika yang terkenal setelah menerima medali emas pada 2020. Magawa menemukan 71 ranjau dan 38 amunisi aktif sebelum pensiun pada 2021 dan wafat pada 2022. 

“Pencapaian Ronin adalah bukti nyata dari potensi luar biasa pelatihan dengan penguatan positif. Ia bukan sekadar aset; ia adalah rekan dan kolega yang sangat dihargai,” ujar Phanny, pawang Ronin, melalui pernyataan resmi APOPO yang dikutip dari CBS News, Jumat (11/4/2025).

Guinness World Records mengatakan bahwa kontribusi Ronin sangat signifikan bagi umat manusia. 

“Pekerjaan Ronin membuat perbedaan nyata bagi masyarakat yang harus hidup dengan ketakutan bahwa satu langkah salah dalam kehidupan sehari-hari bisa menjadi yang terakhir," kata mereka. 

2. Efisiensi tikus pelacak lampaui teknologi konvensional

APOPO menjelaskan bahwa Ronin dan tikus pelacak lainnya mampu menelusuri area seluas lapangan tenis hanya dalam 30 menit. Sementara itu, seorang petugas dengan detektor logam bisa memerlukan waktu hingga empat hari, tergantung tingkat kontaminasi logam. 

APOPO pun berharap Ronin masih bisa "melaksanakan" tugasnya dan terus memecahkan rekor hingga tahun-tahun mendatang. 

Ronin menjalani pelatihan berbasis sistem clicker yang mengasosiasikan bunyi klik dengan hadiah berupa makanan. Ia juga dilatih menyusuri area dalam pola terstruktur dan memberi tanda dengan menggaruk tanah saat menemukan ranjau.

Dalam sehari, Ronin bekerja selama 30 menit. Saat memasuki usia pensiun, ia akan bergabung dalam komunitas perawatan khusus di bawah naungan APOPO.

3. Ladang ranjau Kamboja masih jadi ancaman kemanusiaan

Bendera Kamboja (pexels.com/aboodi vesakaran)

Menurut Landmine Monitor tahun 2024, terdapat hingga 6 juta ranjau dan amunisi aktif yang tertanam di Kamboja. Sejak 1979, lebih dari 20 ribu orang tewas dan sekitar 45 ribu lainnya terluka akibat ledakan ranjau.

Konflik berkepanjangan menjadikan Kamboja sebagai salah satu negara dengan kontaminasi ranjau tertinggi di dunia. Bahkan, lebih dari 40 ribu warga harus diamputasi. 

Namun berkat upaya sistematis seperti yang dilakukan Ronin, jumlah korban terus berkurang. Pada 2023, tercatat hanya 32 insiden, menandai kemajuan signifikan dalam upaya perlindungan sipil.

“Ketika kami meluncurkan APOPO, pandangan umum saat itu adalah bahwa akan butuh sekitar 500 tahun untuk membersihkan semua ranjau dari permukaan bumi,” ujar Christine Cox, CEO APOPO.

Cox pun yakin dengan perkembangan misinya setelah 25 tahun bekerja. Jika komunitas internasional bersatu dan mendukung kolaborasi semua operator pembersih ranjau, maka ladang-ladang ranjau yang tersisa berpeluang untuk dibersihkan dalam satu generasi.

Sejak berdiri, APOPO telah menyingkirkan lebih dari 169 ribu bahan peledak aktif di berbagai negara, termasuk 52 ribu unit di Kamboja saja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us