Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Umumkan Gencatan Senjata di Ukraina selama Hari Paskah

ilustrasi perang Rusia-Ukraina (commons.wikimedia.org/Ministry of Defense of Ukraine)
ilustrasi perang Rusia-Ukraina (commons.wikimedia.org/Ministry of Defense of Ukraine)
Intinya sih...
  • Presiden Rusia Putin umumkan gencatan senjata selama 30 jam di Ukraina untuk Hari Raya Paskah.
  • Putin harap Ukraina ikuti inisiatif gencatan senjata, sementara tentara Rusia siap sedia untuk menggagalkan pelanggaran.
  • Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov: kesepakatan damai dengan AS mengenai perjanjian di Ukraina tidak mudah. Moskow dan Washington terus melakukan kontak untuk menemukan penyelesaian perang.

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan gencatan senjata selama 30 jam secara sepihak di Ukraina dalam rangka Hari Raya Paskah.

Dalam rapat di Kremlin bersama Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov, Putin mengumumkan bahwa gencatan tersebut akan dimulai Sabtu (19/4/2025) pukul 6 sore waktu Moskow (22.00 WIB).

Sementara, gencatan senjata tersebut akan berakhir pada Minggu (20/4/2025) pukul 12 malam (Senin pukul 04.00 WIB).

"Untuk alasan kemanusiaan, Rusia menyatakan gencatan senjata (Minggu) Paskah hari ini... saya memerintahkan penghentian semua operasi militer selama periode tersebut," kata Presiden Rusia dilansir ANTARA dari Anadolu.

 

1. Tentara Rusia tetap bersiap menghadapi kegagalan gencatan senjata

tentara Rusia (duma.gov.ru)
tentara Rusia (duma.gov.ru)

Putin menyatakan ia memiliki ekspektasi supaya pihak Ukraina mengikuti inisiatif gencatan senjata yang diumumkan.

Ia menyebut keberhasilan dan kegagalan gencatan akan menunjukkan kesiapan dan kemampuan Ukraina dalam mengusahakan penyelesaian konflik secara damai.

"Tentara Rusia harus siap sedia untuk menggagalkan potensi pelanggaran gencatan senjata dan provokasi oleh pihak lawan," kata dia.

2. Putin menilai Ukraina tidak menunjukkan niat mengakhiri perang secara damai

Pidato Presiden Rusia Vladimir Putin pada sesi pleno Sidang Umum PBB ke-70 (commons.wikimedia.org/Пресс-служба Президента России)
Pidato Presiden Rusia Vladimir Putin pada sesi pleno Sidang Umum PBB ke-70 (commons.wikimedia.org/Пресс-служба Президента России)

Menurut Putin, moratorium serangan militer terhadap infrastruktur energi selama 30 hari yang dinyatakan beberapa waktu lalu sama sekali tidak menunjukkan adanya niat Kyiv untuk mengakhiri perang lewat negosiasi damai.

Presiden Rusia juga mengeklaim bahwa Ukraina melanggar moratorium serangan tersebut lebih dari 100 kali.

3. Kesepakatan dengan AS mengenai perjanjian damai di Ukraina dinilai tidak mudah

Ilustrasi Istana Kremlin, Rusia. (unsplash.com/Michael Parulava)
Ilustrasi Istana Kremlin, Rusia. (unsplash.com/Michael Parulava)

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyebut kesepakatan dengan AS mengenai perjanjian damai di Ukraina tidak mudah. Sementara Moskow dan Washington terus melakukan kontak untuk menemukan penyelesaian perang, yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun.

"Komponen-komponen utama dari penyelesaian tersebut tidak mudah untuk disepakati. Komponen-komponen tersebut sedang dibahas," kata Lavrov dalam sebuah wawancara dengan surat kabar lokal Kommersant yang diterbitkan Senin malam, 14 April 2025.

Pernyataan itu merupakan tanggapan atas pertanyaan mengenai apakah Rusia dan AS merumuskan parameter-parameter utama dari kesepakatan komprehensif di masa mendatang mengenai Ukraina.

Lavrov mengingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengemukakan harapan Moskow terkait potensi kesepakatan pada Juni tahun lalu. Ia menegaskan posisi tersebut bukanlah sebuah permintaan.

“Saya tekankan sekali lagi, posisi itu didasarkan secara tegas pada isi Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, berbagai konvensi internasional, serta hasil referendum -- yakni ekspresi kehendak rakyat di wilayah-wilayah yang dimaksud,” ujar Lavrov, merujuk pada wilayah Ukraina yang dianeksasi Moskow pada tahun 2022.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us