Saudi Rilis Daftar Hitam Individu dan Perusahaan yang Danai Houthi

Jakarta, IDN Times - Kerajaan Arab Saudi memasukkan 25 individu dan perusahaan ke dalam daftar hitam karena dianggap memfasilitasi operasi pemberontak syiah Houthi asal Yaman yang didukung Iran, kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA).
Keputusan ini dinilai akan efektif untuk menekan keuangan Houthi, yang sering melakukan berbagai serangan ke wilayah Saudi dalam beberapa tahun terakhir. Keputusan tersebut telah dikoordinasikan dengan Amerika Serikat (AS), khususnya dengan Departemen Keuangan dan Kantor Pengawasan Aset Asing.
Setidaknya, ada 10 individu dan 15 perusahaan masuk daftar hitam tersebut.
1. Para nama individu dan entitas diklaim ingin mengacaukan Yaman
Presidensi Keamanan Negara Arab Saudi mengatakan, individu dan perusahaan yang masuk dalam daftar hitam bekerja sebagai “jaringan internasional yang bertujuan untuk mengacaukan Yaman."
Saudi diketahui bertekad untuk mempertahankan pemerintahan Yaman yang sah dari kudeta. Demi mencapai ambisi itu, Saudi harus ikut campur dalam perang sipil Yaman lantaran harus mengalahkan pemberontak Houthi, yang beberapa tahun lalu sempat menaklukkan ibu kota Sana'a.
Untuk memerangi Houthi, yang disebut sebagai teroris, Saudi akan memutus akses dan dana dari semua perusahaan yang dianggap mendukung kelompok tersebut.
“Lembaga keuangan, bisnis dan profesi nonkeuangan yang ditunjuk, dan perorangan, dan badan hukum dilarang terlibat dalam transaksi langsung atau tidak langsung dengan mereka, atas nama mereka, atau untuk kepentingan mereka” kata Presidensi Keamanan Arab Saudi, dilansir Arab News.
Keputusan ini diharapkan dapat menekan sirkulasi keuangan Houthi ke depannya.
2. Daftar individu dan perusahaan yang masuk daftar hitam
Berikut daftar individu yang masuk dalam daftar hitam Arab Saudi:
- Chiranjeev Kumar Singh, warga India.
- Manoj Sabharwal, warga India.
- Abdo Abdullah Dael Ahmed, warga Yaman.
- Sa’id Ahmad Muhammad al-Jamal, warga Yaman.
- Hani Abd al-Majif Muhammad As’ad, warga Yaman.
- Talib Ali Husayn al-Ahmed al-Rawi, warga Suriah.
- Abdul Jalil Mallah, warga Suriah.
- Konstantinos Stavridis, warga Yunani.
- Jami Ali Muhammed, warga Somali.
- Abdi Nasir Ali Mahamud, warga Inggris.
Berikut daftar perusahaan yang masuk dalam daftar hitam Arab Saudi:
- Aurum Ship Management FZC.
- Peridot Shipping and Trading LLC.
- JJO General Trading Gida Sanayi Ve Ticaret Anonim Sirketi.
- Garanti Ihracat Ithalat Kuyumculuk Dis Ticaret Limited Sirketi.
- Alfoulk Trading Co. LLC.
- Al Alamiyah Express Company for Exchange & Remittance.
- Al Hadha Exchange Company.
- Adoon General Trading Gida Sanayi Ve Ticaret Anonim.
- Swaid and Sons for Exchange CO.
- Adoon General Trading LLC.
- Moaz Abdalla Dael for Import and Export.
- Fani Oil Trading FZE.
- Adoon General Trading Company FZE.
- Triple Success vessel (IMO 9167148).
- Light Moon vessel (IMO 9109550).
Tak diketahui secara pasti sejauh mana mereka terlibat dalam mendukung Houthi. Belum diketahui pula berapa dana yang mereka keluarkan untuk mendukung operasi kelompok Houthi di Yaman.
3. Koalisi Arab hentikan operasi militer selama Bulan Ramadan
Sebelum Saudi merilis daftar hitam, Koalisi Arab mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan semua operasi militer di Yaman selama bulan Ramadan. Hal itu ditujukan untuk membantu menciptakan kondisi damai pada bulan suci bagi umat Islam yang selama ini susah terjadi.
Pernyataan Koalisi muncul beberapa jam setelah Sekretaris Jenderal GCC, Nayef Al-Hajraf, menyerukan penghentian operasi militer bertepatan dengan pembicaraan damai terkait situasi di Yaman yang diadakan di Arab Saudi.
“Dengan tujuan untuk menciptakan kondisi yang diperlukan untuk konsultasi, di tengah bulan suci Ramadan, pasukan koalisi dengan ini mengumumkan peghentian operasi militer," kata Juru Bicara Koalisi, Turki Al-Malki, dalam sebuah pernyataan, dilansir Alarabiya News.
Pengghentian operasi militer oleh Koalisi Arab di Yaman dimulai dari Rabu (30/3/2022). Koalisi Arab sendiri terdiri dari banyak negara seperti Arab Saudi, Mesir, Maroko, Yordania, Sudan, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, Bahrain, dan Senegal.