Sekjen PBB Dijadwalkan Bertemu Vladimir Putin dan Voldymyr Zelenskyy

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, akan mengunjungi dua negara yang saling perang, Rusia dan Ukraina. Pertama, dia akan mengunjungi Kota Moskow minggu depan untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Setelah itu, Guterres dijadwalkan akan menuju ke Ukraina untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Volodymyr Zelenskiyy. Jika tak ada perubahan, Guterres akan melakukan kunjungannya ke Moskow tersebut pada Selasa (26/04/2022) dan ke Kiev pada Kamis (28/04/2022).
1. Sebelumnya, Guterres sudah bersurat secara terpisah kepada Putin dan Zelenskyy
Seorang juru bicara Sekretaris Jenderal António Guterres, Eri Kaneko, memberi tahu bahwa Guterres akan mengadakan rapat kerja dan makan siang dengan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dan akan diterima oleh Presiden Putin di Moskow pada 26 April 2022.
Dalam upaya untuk mengakhiri perang di Ukraina, Sekjen PBB menulis surat terpisah kepada para pemimpin Rusia dan Ukraina, untuk bertemu dengan masing-masing dari mereka di ibu kota masing-masing.
Guterres ingin berdialog tentang potensi-potensi perdamaian secara utuh antara kedua negara yang saling berselisih. "Dia berharap untuk segera membicarakan apa yang bisa dilakukan untuk membawa perdamaian ke Ukraina," kata Kaneko, dilansir lama resmi PBB.
2. Guterres kecewa panggilan perdamaiannya tidak diindahkan
Sebelumnya, Guterres telah berulang kali memohon Rusia untuk mengentikan "operasi militer" yang mereka lakukan. Namun, pesan dari Guterres tak diindahkan oleh Vladimir Putin. Guterres dikabarkan kecewa tidak ada gencatan senjata yang terjadi secara utuh di Ukraina.
"Sekjen tidak begitu kecewa karena panggilan pribadinya tidak diindahkan, tetapi lebih karena tidak ada gencatan senjata, bahwa warga sipil tidak dapat meninggalkan daerah yang terkepung dan bahwa bantuan yang siap diberikan oleh PBB dan mitra kami untuk ini. daerah yang terkepung tidak bisa masuk," kata Kaneko pada hari Jumat (22/04/2022), dilansir Reuters.
Invasi Rusia ke Ukraina merupakan serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945 yang telah menewaskan atau melukai ribuan orang, termasuk warga sipil. Jutaan penduduk Ukraina harus mengungsi di negara-negara lain, sekalipun itu Jepang yang letaknya jauh dari Ukraina.
3. Hal serupa juga pernah dilakukan mantan Sekjen PBB Ban Ki-Moon

Dialog secara terpisah antara Ukraina dan Rusia sebelumnya pernah dilakukan oleh mantan Sekjen PBB Ban Ki-Moon. Pada 2014 lalu, dia berkunjung ke dua negara untuk berdialog tentang aneksasi Rusia di Krimea. Krimea merupakan wilayah Ukraina yang dikuasai secara penuh oleh pasukan Rusia.
Sayangnya, dialog tersebut dapat dikatakan kurang berhasil karena tak dapat menarik mundur pasukan Rusia di Krimea, tulis Associated Press. Situasi ini mirip dengan Perang Rusia-Ukraina 2022 yang mana pasukan Rusia telah menguasai beberapa kota seperti Donbass, Donetsk, dan Mariupol.
Donbass dan Donetsk merupakan wilayah yang dikuasai oleh kelompok separatis pro-Rusia. Sedangkan Mariupol merupakan kota yang dianggap strategis karena menghubungkan Krimea dengan Donbass-Donetsk.