Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sempat Enggan, Prancis Pulangkan Warganya yang Ditawan Jihadis Suriah

ilustrasi bendera Prancis.(unsplash.com/Rafael Garcin)

Jakarta, IDN Times - Prancis mengumumkan pada Selasa (24/1/2023), bahwa mereka telah membawa pulang 15 wanita dan 32 anak-anak yang telah ditahan oleh jihadis di sebuah kamp yang berada di barat laut Suriah. 

Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan orang dewasa yang dipulangkan akan diserahkan kepada otoritas peradilan yang kompeten, sementara anak di bawah umur akan di kirim ke layanan bantuan anak untuk mendapatkan pelayanan medis dan sosial.

Sedangkan Kementerian Kehakiman Prancis dan departemen anti-terorisme menambahkan bahwa mereka menerima surat perintah penangkapan untuk tujuh orang perempuan yang telah dipulangkan dan delapan lainnya telah ditahan. Mereka adalah perempuan yang berusia 19-59 tahun.

1. Pemerintah Prancis didesak oleh aktivis HAM untuk memulangkan warganya

ilustrasi(unsplash.com/Christian Erfurt)

Melansir Al Jazeera, pemulangan itu dilakukan di tengah desakan pegiat aktivis hak asasi manusia. Mereka mendesak pemerintah untuk meningkatkan upaya memulangkan warga negara mereka yang ditahan di kamp-kamp para jihadis di Suriah, terutama para anak-anak dan perempuan.

Pada Selasa, Prancis telah berhasil repatriasi dengan skala besar ketiga. Sebelumnya pada Oktober 2022, Prancis melakukan repatriasi dengan membawa pulang warganya yang terdiri 40 anak-anak dan 15 perempuan.

2. Para tawanan ditahan jihadis di kamp yang berada di Roj di timur laut Suriah

ilustrasi kamp.(unsplash.com/Julie Ricard)

Sejak runtuhnya ISIL (ISIS) tahun 2019, ratusan perempuan dan anak-anak yang sebagian besar dari mereka berkewarganegaraan asing ditahan di kamp-kamp di wilayah Suriah.

Melansir France24, mereka yang berhasil dibawa pulang oleh Prancis pada Selasa itu, sebelumnya ditahan di sebuah kamp yang berada di Roj, di timur laut Suriah. Daerah tersebut berada di bawah pemerintahan Kurdi. Pihak otoritas Prancis berterima kasih pada pemerintah lokal di Suriah timur laut atas kerja sama mereka yang menjadikan operasi ini berhasil.

Melansir Al Jazeera, salah satu kamp penahanan terbesar di Suriah adalah al-Hol. Menurut laporan dari Save the Children, lebih dari 2 orang meninggal dalam setiap minggu pada 2021.

3. Prancis sempat enggan memulangkan warganya

ilustrasi diskriminasi.(unsplash.com/engin akyurt)

Operasi pemulangan warga Prancis itu, tidak lama setelah Komite PBB menentang penyiksaan dan mengutuk Prancis karena sebelumnya telah gagal untuk memulangkan warganya yang ditahan di kamp timur laut Suriah.

Selama bertahun-tahun, organisasi kemanusiaan telah mendesak negara asal dari para tahanan di kamp untuk segera memulangkan warganya. Ini untuk mengurangi tekanan dari otoritas lokal serta kondisi kamp yang sangat buruk dan padatnya penghuni.

Sementara Prancis enggan melakukan hal itu, dengan alasan bahwa kembalinya para warganya yang terindikasi berpotensi menimbulkan resiko keamanan di negara. Sebab, dalam beberapa tahun terakhir, Prancis mengalami serangan dari para teroris.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us