Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Stok Bantuan Habis, Jutaan Penduduk Yaman Terancam Tidak Bisa Makan

Bantuan pangan WFP untuk warga Yaman (twitter.com/WFP in Yemen)

Jakarta, IDN Times – Bantuan untuk 8 juta penduduk Yaman terancam terhenti pada Maret 2022, akibat tidak adanya dana bantuan yang diperoleh. Hal itu diperparah dengan situasi konflik Yaman yang semakin meningkat akhir-akhir ini, mengutip Al Jazeera.

Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Hans Grundberg, dan kepala kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, mengatakan kepada Dewan Keamanan (DK PBB) pada Selasa (15/2/2022) bahwa pada bulan Januari, dua pertiga bantuan utama PBB telah dikurangi. Sementara, zona pertempuran semakin meluas.

1. Dampak konflik Yaman disebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk

Warga Yaman (twitter.com/WFP in Yemen)

Dilansir AP, dampak dari konflik Yaman telah lama dipandang oleh PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Griffiths memperingatkan, lembaga bantuan sudah mulai kehabisan dana sehingga dengan terpaksa mereka harus memangkas program bantuan.

Menurut Kantor Kemanusiaan PBB, pada 2021, Yaman menerima bantuan sebesar 2,27 milliar dollar AS dari kebutuhan sebesar 3,85 miliar dolar AS. Dana tersebut menjadi yang terendah sejak tahun 2015.

World Food Programme (WFP) mengurangi jatah makanan sejak Desember 2021 dan diperkirakan berakhir pada Maret mendatang. Bahkan, PBB mungkin harus membatalkan sebagian besar penerbangan kemanusiaan di Yaman.

Kekurangan dana juga dapat membuat 3,6 juta orang tidak mendapat air minum bersih. Selain itu, program untuk memerangi kekerasan berbasis gender dan upaya mempromosikan kesehatan reproduksi turut berpotensi terhenti, kata Griffiths.

Dia juga menyebut, skala kesenjangan pendanaan di Yaman saat ini belum pernah terjadi sebelumnya. Menurutnya, ini kali pertama bagi PBB untuk menghentikan bantuan terhadap warga yang kelaparan atau menangguhkan penerbangan kemanusiaan.

2. Konflik Yaman semakin memanas

Seorang warga Yaman berjalan di bawah puing-puing reruntuhan bangunan. (Via Twitter/UN Human Rights)

Grundberg memperingatkan kepada DK PBB bahwa serangan Houthi baru-baru ini di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) menunjukkan betapa konflik ini dapat lepas kendali, kecuali jika upaya serius dilakukan oleh semua pihak terutama pihak internasional untuk mengakhiri konflik.

Dia juga mengatakan, serangan udara koalisi yang dipimpin Saudi, di penjara Saada, yang dikuasai Hothi, merupakan serangan terburuk dalam tiga tahun terakhir, terutama karena menyasar warga sipil.

Griffiths mengatakan, lebih dari 650 warga sipil tewas atau terluka sepanjang Januari akibat serangan udara, tembakan senjata ringan, dan kekerasan lainnya. Baik Grundberg maupun Griffiths tidak melihat tanda-tanda konflik akan mereda.

Kendati begitu, Grundberg mengatakan bahwa dia akan memulai mengajak beberapa pihak yang terlibat untuk berdiskusi terkait upaya penyelesaian, yang berada di sepanjang tiga jalur yaitu politik, keamanan, dan ekonomi. Meskipun sejauh ini Houthi belum menunjukkan keinginan untuk berdialog. 

Menurutnya, tingkat kepercayaan yang rendah di kedua pihak dalam mengakhiri perang ini membutuhkan kompromi. Sayangnya, kedua pihak enggan melakukan hal itu. 

“Oleh karena itu, kewajiban kita semua termasuk dewan ini, untuk mengerahkan segala upaya yang mungkin untuk mengesankan pihak-pihak dalam konflik ini bahwa tidak ada solusi militer yang berkelanjutan,” kata Grundberg.

3. Konflik sejak tahun 2014

Ilustrasi penyerangan (IDN Times/Arief Rahmat)

Yaman telah dilanda konflik sejak 2014. Saat itu, pemberontak Houthi yang didukung Iran menguasai ibu kota, Sanaa, dan sebagian besar wilayah utara negara itu. Pemerintah yang berkuasa kemudian melarikan diri ke selatan, lalu ke Arab Saudi.

Atas tindakan itu, koalisi pimpinan Saudi kemudian memasuki pertempuran pada Maret 2015 didukung oleh Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab, untuk mencoba mengembalikan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi ke tampuk kekuasaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us