Sudan Dilanda Krisis Kemanusiaan Terbesar

- Sudan mengalami krisis kemanusiaan terbesar yang pernah tercatat, dengan 26 juta orang menghadapi kelaparan akut dan 9 juta orang mengungsi di wilayah dengan infrastruktur hancur.
- Perang antara tentara reguler dan paramiliter RSF telah berlangsung selama 20 bulan, menewaskan puluhan ribu orang dan mengakibatkan sekitar 12 juta orang mengungsi.
- IRC melaporkan bahwa ada sekitar 305 juta orang di seluruh dunia membutuhkan dukungan kemanusiaan, dengan Sudan menempati peringkat tertinggi dalam daftar negara paling berisiko.
Jakarta, IDN Tmes - Komite Penyelamatan Internasional (IRC) mengatakan bahwa Sudan dilanda krisis kemanusiaan terbesar yang pernah tercatat. Dalam laporan yang dirilis pada Rabu (11/12/2024), IRC menyebut bahwa para jenderal yang bermusuhan menciptakan perang menghancurkan selama 20 bulan.
Menurut PBB, hampir 26 juta orang di seluruh negara tersebut menghadapi kelaparan akut. Sedangkan hampir 9 juta orang yang mengungsi di dalam negeri, berada di wilayah dengan infrastruktur hancur dan menghadapi ancaman kelaparan massal.
Perang di salah satu negara di Afrika Timur Laut tersebut terjadi sejak April 2023. Perang tersebut mempertemukan tentara reguler melawan paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Puluhan ribu orang telah tewas dan sekitar 12 juta orang mengungsi.
1. Lebih dari 30 juta warga Sudan membutuhkan bantuan kemanusiaan

IRC melaporkan 20 negara yang paling berisiko mengalami kemerosotan kemanusiaan. Sudan menempati peringkat tertinggi dalam daftar tersebut selama dua tahun berturut-turut.
Dilansir VOA News, sekitar 30,4 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan di seluruh wilayah Sudan. Ini menjadikan negara tersebut dilanda krisis kemanusiaan terbesar sejak pencatatan dimulai.
IRC memperingatkan bahwa akan terjadi keruntuhan kemanusiaan total karena krisis kesehatan semakin memburuk dan kedua belah pihak yang bertikai terus membatasi akses kemanusiaan.
Hingga saat ini tidak ada tanda-tanda perang akan berakhir. Kedua belah pihak meningkatkan serangan terhadap wilayah permukiman dalam beberapa minggu terakhir.
2. IRC memperingatkan untuk tidak mengabaikan Sudan
Selain Sudan, IRC juga menyoroti empat negara teratas yang menjadi pantauan yakni Palestina, Myanmar, Suriah, dan Sudan Selatan.
Dilansir Deutsche Welle, Lebanon, Burkina Faso, Haiti, Mali, Somalia, Afghanistan, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Chad, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Niger, Nigeria, Ukraina, dan Yaman, juga diprediksi kemungkinan akan menghadapi kondisi yang memburuk di masa datang.
"Jangan abaikan apa yang terjadi di Sudan. Dengan jutaan orang yang mengungsi secara paksa dan lebih banyak lagi yang membutuhkan bantuan kemanusiaan, sangatlah penting bagi dunia untuk tidak melupakan krisis ini," kata IRC.
3. Dunia sedang terbagi menjadi dua kubu

Menurut IRC, saat ini ada sekitar 305 juta orang di seluruh dunia yang membutuhkan dukungan kemanusiaan. Sekitar 82 persen dari jumlah tersebut berada di wilayah daftar pantauan.
"Dunia sedang terbagi menjadi dua kubu: antara mereka yang lahir di negara konflik yang tidak stabil, dan mereka yang memiliki kesempatan untuk bertahan hidup di negara yang stabil," kata David Miliband, kepala IRC, dikutip France24.
Miliband mengatakan bahwa ada lebih banyak sumber daya untuk berbuat lebih banyak bagi banyak orang dari pada sebelumnya dalam sejarah. Tapi semakin membingungkan karena kesenjangan antara kebutuhan kemanusiaan dan pendanaan kemanusiaan juga lebih besar dari pada sebelumnya.