Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Suplai Makanan ke Wilayah Darfur di Sudan Terhenti akibat Jalur Putus

ilustrasi pengungsi (unsplash.com/Sam Mann)

Jakarta, IDN Times - Pejabat Program Pangan Dunia (WFP), pada Kamis (18/7/2024), mengatakan bahwa jalur utama pengiriman bantuan ke wilayah Darfur di Sudan telah terputus akibat hujan deras.

Badan PBB tersebut menggambarkan Sudan sebagai negara dengan krisis kelaparan terbesar di dunia, dengan wilayah Darfur bagian barat menjadi yang paling rentan akibat perang saudara di Sudan yang telah berlangsung selama 15 bulan.

1. Ribuan ton bantuan terdampar

Direktur WFP Eddie Rowe mengatakan, ribuan ton bantuan terdampar di persimpangan Tina di perbatasan Chad. Situasi ini mendorong badan tersebut untuk memulai kembali perundingan dengan pemerintah guna membuka penyeberangan alternatif di selatan yang disebut Adre.

"Ada sungai-sungai besar. Saat saya berbicara sekarang, konvoi kami, yang seharusnya membawa lebih dari 2 ribu metrik ton, terdampar," katanya kepada Reuters dari kota Port Sudan.

Saat ditanya mengenai status perundingan yang dilanjutkan pekan ini, ia menyebut peluang keberhasilannya "50/50" atau tidak pasti.

2. WFP cari izin untuk lewati rute lain

WFP saat ini sedang mencari izin untuk memindahkan konvoi besar berupa 70 truk melalui rute sepanjang lebih dari 1.000 kilometer yang jarang digunakan dari Port Sudan ke Darfur. Rowe mengatakan bahwa mereka akan melintasi garis pertempuran antara Pasukan Bersenjata Sudan, Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dan berbagai milisi.

Dia menambahkan, rute ini telah berhasil digunakan di masa lalu, namun hanya di luar musim hujan. Selain itu, perjalanan terakhir memakan waktu berminggu-minggu dan penuh dengan banyak tantangan.

Dalam wawancara terpisah, anggota Misi Pencari Fakta PBB di Sudan Mona Rishmawi mengaku bertemu dengan pengungsi Darfur di Chad yang menceritakan pengalaman mereka melarikan diri tanpa air dan hanya memakan rumput di sepanjang perjalanan.

"Tidak diragukan lagi bahwa orang-orang kelaparan," katanya kepada Reuters.

3. Lebih dari setengah populasi Sudan hadapi kerawanan pangan akut

Dilansir New Arab, perwakilan WHO di Sudan Shible Sahbani menyebut kelaparan sebagai faktor utama yang mendorong warga Sudan meninggalkan negaranya. Hal ini merujuk pada pencari suaka di negara tetangga, Chad.

Menurut laporan baru-baru ini yang didukung PBB, hampir 26 juta orang di Sudan, atau lebih dari separuh populasi negara itu, menghadapi kerawanan pangan akut. Badan-badan kemanusiaan mengatakan bahwa sulitnya mendapatkan data di lapangan telah menghalangi pemerintah mendeklarasikan kelaparan secara resmi di Sudan.

Baik tentara maupun RSF dituduh menghalangi bantuan kemanusiaan dan hampir menghancurkan sistem layanan kesehatan Sudan yang sudah rapuh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us