Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Taliban Bunuh Bos ISIS yang Dalangi Serangan Bandara Kabul 2021

Ilustrasi Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Pimpinan ISIS di balik serangan bom bunuh diri Bandara Kabul 2021 telah dibunuh oleh Taliban, kata pejabat Amerika Serikat (AS) pada Selasa (25/4/2023). Akibat serangannya, sekitar 180 orang meninggal, termasuk 13 tentara AS.  

Pimpinan ISIS, yang identitasnya belum dirilis, tewas di Afghanistan selatan pada awal April 2023 saat Taliban melakukan serangkaian operasi melawan terorisme. Taliban pada saat itu tidak mengetahui identitas orang yang mereka bunuh, tambah pejabat itu.

1. AS tegaskan tidak bermitra dengan Taliban

Presiden Amerika Serikat Joe Biden (twitter.com/POTUS)

Pejabat senior di pemerintahan Biden menyebut mendiang pimpinan ISIS yang dibunuh sebagai dalang serangan itu. Saat itu, massa berusaha keras untuk memasuki Gerbang Bandara Internasional Hamid Karzai selama penarikan pasukan AS.

"Kami menyadari dalam beberapa pekan terakhir bahwa teroris ISIS-K yang paling bertanggung jawab atas serangan mengerikan pada 26 Agustus 2021 itu, kini telah tewas dalam operasi Taliban," kata pejabat senior itu, dilansir ABC News

AS menegaskan bahwa mereka tidak berkoordinasi dengan Taliban dalam pembunuhan pimpinan ISIS tersebut. 

"Kami tidak melakukan operasi ini secara langsung dengan Taliban. Kami tidak bermitra dengan Taliban. Tapi kami pikir hasilnya signifikan," kata pejabat itu, menambahkan bahwa AS tidak mengetahui pembunuhan itu dari Taliban.

2. Pembunuhan pimpinan ISIS tidak membantu keluarga korban mendapatkan kebenaran

ilustrasi pistol (IDN Times/Mardya Shakti)

Militer AS memberi tahu keluarga dari 11 marinir, satu pelaut dan satu tentara yang tewas dalam ledakan akibat pengeboman tersebut. 

Darin Hoover, ayah dari mendiang Darin Taylor Hoover, mengatakan Marinir AS hanya memberikan informasi terbatas kepadanya dan tidak mengidentifikasi pimpinan ISIS atau memberikan keadaan kematiannya secara detail. 

Cheryl Rex, ibu dari Marine Dylan Merola, yang tewas dalam ledakan itu, mengatakan mereka diberi tahu tentang pembunuhan itu secara informal, sambil menunggu konfirmasi dari pejabat militer AS.

Hoover mengatakan, dia dan ibu putranya, Kelly Henson, telah menghabiskan satu setengah tahun berduka atas kematian anaknya. Dia juga berdoa untuk pertanggungjawaban dari pemerintahan Biden untuk penanganan penarikan tersebut.

Pembunuhan pimpinan ISIS tak dikenal dianggap tidak membantu mereka.

"Apa pun yang terjadi, itu tidak akan mengembalikan Taylor dan saya mengerti itu. Tentang satu-satunya hal yang dapat saya dan ibunya lakukan sekarang adalah menjadi advokat untuknya. Yang kami inginkan hanyalah kebenaran. Dan kami tidak mendapatkannya. Itu bagian yang membuat frustrasi," kata Hoover, dilansir The Guardian.

3. Deretan nama pasukan AS yang tewas

ilustrasi tentara (pixabay.com/12019)

Sersan Marinir Tyler Vargas-Andrews, yang kehilangan dua bagian tubuh, yakin tim penembak jitunya telah melihat pelaku bom bunuh diri. Namun, mereka tidak diizinkan untuk mengambil tindakan. 

Dilansir ABC News, ada 13 anggota layanan yang tewas dalam pengeboman itu, yaitu, Darin T. Hoover; Johanny Rosario; Nicole L. Gee; Hunter Lopez; Daegan W. Page; Humberto A. Sanchez; Lance David L. Espinoza; Lance Jared M. Schmitz; Lance Rylee J. McCollum; Lance Dylan R. Merola; Lance Kareem M. Nikoui,  Maxton W. Soviak dan Ryan C. Knauss.

Di sisi lain, Taliban sendiri masih menjalankan operasi untuk menumpas ISIS yang kerap melakukan teror di Afghanistan. Kepemimpinan Taliban sendiri masih menuai protes akibat kebijakannya yang diskriminatif terhadap perempuan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us