Timor Leste Siap Gabung RCEP Usai Jadi Anggota Baru ASEAN

- Timor Leste resmi menjadi anggota penuh ASEAN setelah menunggu 13 tahun
- Negara tersebut siap bergabung ke dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP)
- RCEP membuka peluang besar bagi Timor Leste untuk investasi, pasar ekspor, dan ekonomi digital
Jakarta, IDN Times - Timor Leste akhirnya resmi diterima sebagai anggota penuh ASEAN setelah menunggu selama 13 tahun. Keputusan bersejarah itu diumumkan pada KTT ASEAN di Kuala Lumpur pekan lalu dan menandai awal babak baru bagi negara termuda di Asia Tenggara ini.
Tak berhenti di situ, Timor Leste langsung bersiap untuk melangkah lebih jauh. Negara berpenduduk 1,3 juta jiwa ini kini tengah menyiapkan diri untuk bergabung ke dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia yang digagas oleh China.
Langkah cepat ini menunjukkan keseriusan Dili dalam memperkuat posisi ekonominya di kawasan. RCEP membuka peluang besar bagi negara kecil tersebut untuk menarik investasi, memperluas pasar ekspor, dan beradaptasi dengan ekonomi digital regional.
Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn mengatakan, keikutsertaan Timor Leste dalam RCEP merupakan konsekuensi alami setelah diterima sebagai anggota ASEAN.
“Dengan menjadi anggota penuh, Timor Leste akan menjadi bagian dari setiap inisiatif dan mekanisme yang dimiliki ASEAN,” ujarnya di Jakarta pekan lalu.
Kao menambahkan, pembahasan mengenai langkah awal menuju RCEP sudah dimulai, meski belum ada jadwal resmi.
“Ya, Timor Leste akan bekerja untuk bergabung dengan RCEP juga,” katanya.
Keanggotaan di ASEAN sekaligus membuka pintu bagi Timor Leste untuk berpartisipasi dalam berbagai forum regional lain, termasuk kerja sama ekonomi, pendidikan, dan transformasi digital.
1. Dari perjuangan panjang menuju kursi ASEAN

Butuh waktu lebih dari satu dekade bagi Timor Leste untuk mencapai titik ini. Negara yang merdeka pada 2002 itu pertama kali mengajukan diri menjadi anggota ASEAN pada 2011, namun harus melalui proses evaluasi panjang.
Selama bertahun-tahun, sejumlah negara anggota menilai kesiapan ekonomi dan birokrasi Timor Leste masih belum cukup kuat. Tapi, semangat diplomasi Dili tak pernah surut.
Mantan Presiden José Ramos-Horta bahkan pernah berkata, “Jalan menuju surga lebih mudah daripada jalan menuju ASEAN,” menggambarkan betapa sulitnya proses tersebut.
Titik terang muncul pada 2022 ketika ASEAN menyetujui keanggotaan Timor Leste secara prinsip. Tiga tahun kemudian, keputusan itu dikukuhkan di KTT Kuala Lumpur, dan bendera Timor Leste akhirnya berkibar bersama 10 negara ASEAN lainnya.
Perdana Menteri Xanana Gusmão menyebut, keanggotaan ini sebagai awal baru bagi bangsa. Ia menegaskan, menjadi bagian dari ASEAN akan membuka peluang besar dalam perdagangan, investasi, dan pendidikan.
“Bagi Timor Leste, awal baru ini membawa peluang besar di bidang perdagangan, investasi, pendidikan, dan ekonomi digital,” ujar Gusmão dalam pidatonya di Kuala Lumpur.
2. Langkah cepat menuju RCEP, pakta dagang terbesar dunia

RCEP merupakan perjanjian perdagangan bebas yang mulai berlaku pada Januari 2022 dan kini mencakup sekitar 28 persen ekonomi dunia. Anggotanya terdiri dari 10 negara ASEAN plus China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
Tujuan utama RCEP adalah menghapus hingga 92 persen tarif barang dalam 20 tahun ke depan, menciptakan kawasan perdagangan yang lebih terbuka dan efisien. Bagi Timor Leste, peluang ini sangat berarti karena dapat membantu mereka mengurangi ketergantungan pada ekspor minyak dan gas.
“Dengan menjadi bagian dari RCEP, kami ingin berkontribusi lebih besar dalam rantai pasok regional dan menarik investasi yang berkelanjutan,” ujar Gusmão.
Kao Kim Hourn juga menegaskan, ASEAN sedang mendorong perluasan keanggotaan RCEP agar tetap terbuka dan inklusif.
“KTT kali ini menyerukan percepatan proses aksesi,” katanya.
Negara seperti Sri Lanka, Hong Kong, Chile, dan Bangladesh disebut sedang mengajukan diri untuk bergabung. Adapun keikutsertaan Timor Leste di RCEP akan mempercepat integrasinya dalam sistem ekonomi regional dan memperkuat posisinya sebagai pemain baru di Asia Tenggara.
3. Tantangan besar menanti Timor Leste

Meski peluangnya besar, jalan Timor Leste tidak akan mudah. Negara ini masih menghadapi berbagai tantangan seperti ketergantungan pada minyak, pengangguran tinggi, dan infrastruktur yang belum memadai.
Integrasi ke ASEAN dan RCEP menuntut kesiapan di banyak sektor, mulai dari kebijakan perdagangan, digitalisasi, hingga penguatan kapasitas SDM. Timor Leste harus memperkuat sistem perbankan dan logistiknya agar bisa bersaing di pasar regional.
Namun, optimisme tetap tinggi. Pemerintah menilai partisipasi di ASEAN dan RCEP akan memicu transformasi ekonomi jangka panjang, termasuk pengembangan sektor pendidikan dan teknologi.
“Bergabung dengan ASEAN dan RCEP bukan hanya soal ekonomi, tapi tentang masa depan generasi muda Timor Leste,” kata Gusmão.
Bagi negara yang dulu berjuang keras untuk kemerdekaan, keanggotaan ASEAN menandai langkah penting untuk berdiri sejajar dengan tetangga-tetangganya, kali ini bukan di medan perang, melainkan di meja ekonomi regional.


















